Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi India Saat Ini: Orang-orang Sekarat, Kondisi Tak Terkendali...

Kompas.com - 26/04/2021, 13:40 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sebagian besar rumah sakit pun terpaksa menerima pasien dengan gejala dan penyakit penyerta yang parah. Lainnya terpaksa dipulangkan.

Kendati demikian, rumah sakit tetap tidak mampu menampung pasien prioritas.

"Kami telah kehilangan semua rasa proporsional dan keseimbangan, harus menolak pasien yang kami tahu sakit kritis, dan tidak akan berhasil tanpa akses ke rumah sakit," kata Dr Vivek Shenoy, seorang ahli intensif senior di Rumah Sakit Rajshekhar Bangalore.

Institusinya hanya memiliki 25 tempat tidur perawatan kritis, dan setiap pasien kritis tinggal rata-rata selama 10 hari.

Pencatatan kematian

Seorang dokter berusia 26 tahun di Chennai, yang tidak ingin disebutkan namanya, ke bangsal Covid-19 segera setelah dia lulus ujian pascasarjana.

Ia mengatakan bahwa dia siap sedia menghadapi tantangan medis dan peralatan di bangsal ini, tetapi tidak masalah politik.

Baca juga: Catatkan Rekor Dunia Kasus Harian Covid-19 Tertinggi, Rumah Sakit di India Kirim SOS

Kepala administrasi rumah sakitnya telah menginstruksikan semua staf untuk menerima orang dengan gangguan pernapasan akut, tetapi tanpa hasil tes Covid-19 ke bangsal non-Covid-19.

Katanya, ini untuk menunjukkan lebih sedikit kematian akibat Covid.

"Jika seorang pasien meninggal karena pneumonia bronkial atau kegagalan pernapasan, idealnya kami harus menganggapnya sebagai kematian akibat Covid-19, tetapi ini tidak dilakukan," tuturnya.

Dalam banyak hal, protokol kesehatan telah membuat mereka terisolasi seperti pasien yang mereka rawat.

Seorang dokter umum di salah satu rumah sakit negara terbesar di Chennai, mengenang pasangan lansia yang dirawat di blok Covid-19.

Sang istri, 65 tahun, berada di unit perawatan kritis dan suaminya, 70 tahun, di bangsal reguler Covid-19.

Dokter itu mengaku setiap hari berkeliling dan lelaki tua itu akan memohon untuk bertemu istrinya.

Dia biasanya tidak mengizinkan siapa pun ke ICU Covid, tetapi dia mendapat izin dan membawanya dengan kursi roda ke jendela ICU.

"Dia akan mengawasinya selama beberapa jam setiap hari. Suatu hari, ketika dia menjadi lebih buruk, dia putus asa, mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya keluarganya," ungkapnya. 

Baca juga: Gelombang Kedua Corona di India: Rumah Sakit dan Krematorium Kewalahan

Kisah itu nampaknya berakhir tragis. Namun keajaiban terjadi. Pasangan itu pulih.

Bagi dokter yang tak ingin disebut namanya ini, kejadian itu memberi harapan di tengah trauma yang tak berkesudahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com