KOMPAS.com - Setiap tahun, masyarakat dunia memperingati Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia yang jatuh pada 23 April.
Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada Jumat (23/4/2021).
Di media sosial Twitter, warganet meramai-ramai mengunggah ucapan selamat, gagasan, serta harapan mereka tentang Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.
Dari pantauan Kompas.com, hingga Jumat (23/4/2021) sore, kata kunci "Selamat Hari Buku Sedunia" telah ditwitkan lebih dari 2.400 kali oleh warganet.
Baca juga: Video Viral Semangka Digoreng, Begini Kata Ahli Gizi
Selamat Hari Buku Sedunia. Sedang baca buku apa saat ini? pic.twitter.com/25Geh7dtBl
— KomunitasPecanduBuku (@pecandu_buku) April 23, 2021
Selamat Hari Buku Sedunia!
— Monski Whisky (@mondscheinhier) April 23, 2021
Note to myself: semoga ga cuma pamer, tapi tetap dibaca ???? pic.twitter.com/8nWjFldyu6
Lantas, bagaimana sejarah Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia?
Pada 23 April 1995, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menggelar Konferensi Umum di Paris, Perancis.
Pada konferensi itu, UNESCO mencetuskan perlu adanya sebuah hari untuk merayakan buku, penulis, serta mendorong anak-anak muda menemukan kesenangan dari membaca.
Konferensi kemudian sepakat memilih 23 April sebagai Hari Buku Sedunia, karena merupakan tanggal kematian sejumlah penulis terkenal dunia, seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega.
Baca juga: Hari Kartini, Bagaimana Isi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang?
Dengan memperingati buku dan hak cipta, UNESCO menyatakan dukungannya terhadap kreativitas, keragaman, dan akses yang setara terhadap ilmu pengetahuan.
Pada peringatan tersebut, UNESCO bersama organisasi internasional yang mewadahi penerbit, perpustakaan, dan penjual buku, juga menganugerahkan gelar tahunan Ibu Kota Buku Dunia, kepada kota yang dinilai layak.
Untuk Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia 2021, gelar Ibu Kota Buku Sedunia dianugerahkan kepada kota Tbilisi, yang merupakan ibu kota negara Georgia.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Zoulay, dalam pesannya untuk Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia 2021, mengatakan:
"Kekuatan buku harus dimanfaatkan sepenuhnya. Kita harus memastikan aksesnya, sehingga setiap orang dapat menikmati membaca, dan dengan demikian, dapat bermimpi, belajar, serta berefleksi,"
Baca juga: Kasus Novel Baswedan, Buku Merah, dan Beban Kapolri Baru
Aktivitas yang tepat saat pandemi
Menurut UNESCO, membaca menjadi semakin penting di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, dan kebijakan di rumah saja yang masih efektif di banyak negara.
Ketika orang-orang harus membatasi waktu mereka beraktivitas di luar rumah, buku telah terbukti menjadi alat yang ampuh untuk mengatasi kebosanan selama isolasi, memperkuat ikatan antar manusia, memperluas wawasan, sekaligus merangsang pikiran dan kreativitas.
UNESCO menyebutkan, di beberapa negara, jumlah buku yang dibaca meningkat dua kali lipat selama pandemi Covid-19.
"Pandemi telah mengingatkan kita semua akan pentingnya buku dan membaca, untuk mendapatkan kenyamanan dan kebebasan, yang kita butuhkannya setahun terakhir ini."
Baca juga: Viral Bikin Duplikat Buku Nikah Diminta Bayar Rp 250.000, Ini Cerita Lengkapnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.