Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 22 April: 5 Negara Kasus Terbanyak | Rekor Kematian Covid-19 di India

Kompas.com - 22/04/2021, 08:51 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus baru infeksi Covid-19 di sejumlah negara masih terus dilaporkan.

Melansir Worldometers pada Kamis (22/4/2021) pukul 06.00 WIB, virus penyabab penyakit Covid-19 telah menginfeksi sebanyak 144.398.135 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 122.571.760 kasus telah dinyatakan sembuh dan 3.070.147 lainnya meninggal dunia akibat infeksi virus corona.

Baca juga: Saat Kasus Covid-19 Melonjak di India, Itu adalah Hari yang Menyayat Hati bagi Saya...

Berikut lima negara dengan kasus infeksi terbanyak:

1. Amerika Serikat

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

Berikut rincian kasus Covid-19 di AS:

  • Total kasus: 32.596.310 kasus
  • Sembuh: 25.168.533 orang
  • Meninggal dunia: 583.243 orang 

2. India

Kasus infeksi baru di India terus merangkak naik, membuat negara ini berada di posisi kedua negara dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 terbanyak di dunia.

  • Total kasus: 15.924.732 
  • Sembuh: 13.449.371 orang
  • Meninggal dunia: 184.672 orang 

3. Brazil

Brazil berada di posisi ketiga negara dengan kasus infeksi Covid-19 terbanyak di seluruh dunia.

Rincian kasus di Brazil sebagai berikut:

  • Total kasus: 14.122.795
  • Sembuh: 12.646.132 orang 
  • Meningga dunia: 281.475 orang 

4. Perancis

Perancis menjadi negara keempat dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

  • Total kasus: 5.374.288 
  • Meningga dunia: 101.881 orang 

5. Rusia

Rusia berada di posisi kelima negara dengan kasus infeksi terbanyak.

  • Total kasus: 4.727.125 
  • Sembuh: 4.352.873 orang  
  • Meninggal dunia: 106.706 orang 

Rekor kematian harian di India

India melaporkan lebih dari 200.000 kasus virus corona baru, pada Kamis (15/4/2021), dengan 14 juta secara keseluruhan terinfeksi, dan semakin intensif membebani sistem perawatan kesehatan yang rapuh.
AP PHOTO/RAJESH KUMAR SINGH India melaporkan lebih dari 200.000 kasus virus corona baru, pada Kamis (15/4/2021), dengan 14 juta secara keseluruhan terinfeksi, dan semakin intensif membebani sistem perawatan kesehatan yang rapuh.
Pada Rabu (21/4/2021), India melaporkan lebih dari 2.000 kematian akibat Covid-19 selama satu hari terakhir, menjadikan total korban meninggal dunia di negara ini menjadi 182.553.

Angka ini merupakan angka kematian harian tertinggi akibat Covid-19 di India.  

Diberitakan CNA, sehari sebelumnya, kasus kematian harian akibat virus corona tercatat sebanyak 1.761 orang meninggal dunia.

Situasi di India sempat terkendali, yang kemudian dihantam gelombang kedua.

Tingginya kasus corona di India, membuat Amerika Serikat merekomendasikan agar warganya tidak pergi ke negara ini, bahkan bagi mereka yang telah divaksinasi penuh.

Inggris juga telah menambahkan India dalam daftar merah. Sementara, Hong Kong dan Selandia baru telah melarang perjalanan dari India.

Singapura memperketat langkah-langkah perbatasan bagi pelancong dari India, dengan menambah waktu tinggal di fasilitas khusus.

Selain itu, warga negara non-Singapura atau penduduk tetap akan dikurangi izin masuknya mengingat situasi yang memburuk di India dan munculnya varian virus baru.

Baca juga: Mengapa India Gagal Cegah Gelombang Kedua Covid-19 yang Mematikan?

Negara-negara UE akan kembali mulai gunakan vaksin J&J

Ilustrasi vaksin Covid-19 Janssen yang diproduksi Johnson & Johnson. Vaksin dosis tunggal ini dapat izin penggunaan darurat WHO.SHUTTERSTOCK/Carlos l Vives Ilustrasi vaksin Covid-19 Janssen yang diproduksi Johnson & Johnson. Vaksin dosis tunggal ini dapat izin penggunaan darurat WHO.
Negara-negara Eropa akan memulai kembali penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, dan mempercepat vaksinasi setelah regulator menyatakan dukungannya.

Pengiriman vaksin ini juga akan kembali dilakukan setelah terjeda selama seminggu.

Penggunaan kembali vaksin ini datang setelah European Medicines Agency (EMA) menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin dengan masalah pembekuan darah, menunjukkan manfaat dari suntikan satu dosis lebih besar daripada risikonya.

Diwartakan Reuters, menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), lebih dari 320.000 dosis tiba di sepuluh negara di seluruh 30 anggota Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) pada Rabu (21/4/2021).

Perancis akan menerima dosis vaksin mulai minggu depan, sedangkan Belanda rencananya mulai menggunakannya pekan depan.

Polandia dan Belanda menjadi negara penerima terbanyak, dengan masing-masing 117.600 dan 79.200 dosis.

J&J akan mengirimkan 55 juta dosis vaksin ke UE pada akhir Juni mendatang.

Baca juga: Disetujui WHO, Vaksin Johson & Johnson Hanya Sekali Suntik

Kasus Covid-19 di Tokyo dan Osaka

People wearing face masks to help curb the spread of the coronavirus walk on Aoyama shopping street in Tokyo Sunday, Dec. 27, 2020. Japan is barring entry of all nonresident foreign nationals as a precaution against a new and potentially more contagious coronavirus variant that has spread across Britain. The Foreign Ministry says the entry ban will start Monday and last through Jan. 31. (Yuka Ando/Kyodo News via AP)Yuka Ando People wearing face masks to help curb the spread of the coronavirus walk on Aoyama shopping street in Tokyo Sunday, Dec. 27, 2020. Japan is barring entry of all nonresident foreign nationals as a precaution against a new and potentially more contagious coronavirus variant that has spread across Britain. The Foreign Ministry says the entry ban will start Monday and last through Jan. 31. (Yuka Ando/Kyodo News via AP)
Pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan keadaan darurat untuk Tokyo dan Osaka saat jumlah kasus baru infeksi virus corona melonjak.

Pada Rabu (21/4/2021), Tokyo melaporkan 843 infeksi baru, tertinggi sejak 29 Januari saat keadaan darurat sebelumnya telah diberlakukan.

Jumlah kasus di Osaka melampaui kasus di Tokyo dalam beberapa hari terakhir, mencapai rekor 1.351 kasus pada 13 April lalu.

Melansir CNA, kemungkinan otoritas memberlakukan pembatasan untuk mengendalikan penyebaran infeksi.

Pemerintah diperkirakan akan mengumumkan keadaan darurat pada minggu ini untuk Tokyo, prefektur Osaka, prefektur Hyogo, dan Kyoto, serta sejumlah outlet media domestik.

Jika pembatasan diberlakukan di empat wilayah tersebut, tindakan darurat akan mencakup hamoir seperempat populasi Jepang yang berjumlah 126 juta orang.

Sejauh ini, Jepang telah menghindari jenis penyebaran eksplosif dari pandemi yang telah melanda banyak negara.

Peningkatan infeksi baru telah memicu kekhawatiran, terjadi tiga bulan sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo dan di tengah peluncuran vaksinasi yang lambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com