Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Sebelum Kartini Ada Ratu Kalinyamat, Perempuan Tangguh dan Visioner dari Jepara

Kompas.com - 18/04/2021, 07:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JIKA berbicara tentang sosok pahlawan perempuan dari Jepara, kita pasti akan langsung mengacu kepada R.A. Kartini, tokoh perempuan Jawa yang berjuang untuk emansipasi dan kesetaraan perempuan di masa kolonial Belanda.

Namun, beberapa abad sebelumnya terdapat seorang pejuang perempuan tangguh dan cerdas bernama Ratu Kalinyamat yang berhasil membawa Jepara mencapai kejayaan di abad ke 16.

Bagi Jepara, nama besar Ratu Kalinyamat telah melekat dalam memori kolektif masyarakat dan telah menjadi legenda dalam khasanah historiografi Jawa.

Mengenal Sang Rainha de Japora

Dalam beberapa sumber historis, Ratu Kalinyamat memiliki berbagai julukan, misalnya dalam dokumen sejarah Portugis berjudul De?cadas da Asia yang ditulis oleh Diogo do Couto, Ratu Kalinyamat diberikan gelar Senhora Rainha de Japora poderosa e rica yang berarti ratu penguasa yang kaya raya dari Jepara.

Sementara, dalam sumber sejarah lokal berjudul Hikayat Hasanudin, ia diberi julukan sebagai Ratu Pajajaran meskipun gelar tersebut tidak serta merta ia pernah memerintah Pajajaran.

Terlahir dengan nama Retna Kencana, Ratu Kalinyamat merupakan keturunan Brawijaya V, raja terakhir Majapahit dari Raden Patah (Raja Demak pertama). Ayahnya, Sultan Trenggana, adalah anak dari Raden Patah yang juga Sultan Demak III (1505-1521) (M.C. Ricklefs dalam buku Sejarah Indonesia Modern).

Ratu Kalinyamat menikah dengan Sultan Hadirin, putera Sultan Ibrahim dari Aceh yang saat itu menjabat sebagai Bupati Kalinyamat. Akibat kemelut politik dan perebutan kekuasaan di Demak, suami Ratu Kalinyamat dibunuh oleh Adipati Jipang Panolan, Arya Penangsang yang memberontak terhadap Kerajaan Demak.

Setelah kepergian suaminya dan Arya Penangsang dibunuh pada tahun 1549 oleh Danang Sutawijaya (anak angkat dari Pangeran Hadiwijaya), Ratu Kalinyamat kemudian dinobatkan menjadi penguasa Jepara menggantikan suaminya.

Ratu Kalinyamat dinobatkan menduduki puncak tahta pada 10 April 1549, bertepatan dengan candra sengkala Trus (Karya Titaning Bumi). Selama masa pemerintahannya (1549-1579), Ratu Kalinyamat berhasil membawa Jepara ke puncak kejayaan di abad ke 16.

Aktor utama di balik poros maritim Nusantara

Kebesaran nama Ratu Kalinyamat dalam catatan sejarah nusantara tidak dapat dilepaskan dari perannya dalam menjadikan Bandar Jepara menjadi poros maritim Nusantara terbesar di Asia Tenggara.

Dalam mengembangkan Jepara sebagai pusat perniagaan yang maju pesat, Ratu Kalinyamat menyusun berbagai strategi di berbagai sektor (ekonomi, sosial, politik, dan pertahanan) dan menjalin hubungan diplomatis dengan berbagai kerajaan di nusantara.

Letak wilayah Jepara yang strategis sebagai jalur perdagangan dari Timur Indonesia ke Barat Jawa hingga ke Madagaskar membuat Ratu Kalinyamat tergerak untuk menggali potensi kekayaan alam Jepara seperti beras, rempah-rempah, serta seni ukir untuk dijual ke berbagai wilayah nusantara dan Asia Tenggara.

Selain itu, dengan memanfaatkan kayu jati sebagai komoditi unggulan, Ratu Kalinyamat juga mengembangkan industri galangan kapal di Bandar Jepara, keberhasilannya dituliskan dalam buku Literature of Java karangan Dr Th Pigeaud yang mengatakan bahwa industri galangan kapal Jepara merupakan yang terbaik dan terbesar di kawasan Asia Tenggara dan produknya pun sangat diminati oleh bangsa-bangsa Eropa.

Pemikirian Ratu Kalinyamat berikutnya adalah strategi pertahanannya yang dibangun melalui armada militer kelautan, saat itu ia secara visioner sudah berpikir bahwa ekonomi yang tinggi dan berkembang pesat harus diimbangi dengan sistem keamanan yang kuat.

Oleh karena itu, untuk melindungi Jepara dan aktivitas perdagangan berskala global ini, Ratu Kalinyamat membangun sistem pertahanan dengan membangun armada kelautan yang kuat untuk mengamankan Bandar Jepara dari kemungkinan serangan bangsa Portugis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com