Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona Global 11 April: 10 Negara dengan Kasus Tertinggi | WHO Sesalkan Ketidakseimbangan Distribusi Vaksin Covid-19

Kompas.com - 11/04/2021, 12:04 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Minggu (11/4/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 135.949.514 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 109.357.714 (109 juta) pasien telah sembuh, dan 2.938.810 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 23.652.990 dengan rincian 23.550.390 pasien dengan kondisi ringan dan 102.600 dalam kondisi serius.

Baca juga: Alami Rasa Sakit Pasca-vaksinasi Covid-19? Berikut Cara Lapor ke Website keamananvaksin.kemkes.go.id

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 31.869.980 kasus, 575.593 orang meninggal, total sembuh 24.423.589
  2. Brasil: 13.445.006 kasus, 351.469 orang meninggal, total sembuh 11.838.564
  3. India: 13.355.465 kasus, 169.305 orang meninggal, total sembuh 12.078.333
  4. Perancis: 4.980.501 kasus, 98.395 orang meninggal, total sembuh 303.639
  5. Rusia: 4.632.688 kasus, 102.649 orang meninggal, total sembuh 4.258.279
  6. Inggris: 4.368.045 kasus, 127.080 orang meninggal, total sembuh 3.961.738
  7. Turki: 3.798.333 kasus, 33.702 orang meninggal, total sembuh 3.301.217
  8. Italia: 3.754.077 kasus, 113.923 orang meninggal, total sembuh 3.107.069
  9. Spanyol: 3.347.512 kasus, 76.328 orang meninggal, total sembuh 3.095.922
  10. Jerman: 2.992.803 kasus, 78.858 orang meninggal, total sembuh 2.661.500

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Indonesia

Pengendara sepeda motor melintas dekat poster sosialisasi pencegahan COVID-19 di Jalan Udayana, Mataram, NTB, Senin (22/3/2021). Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro tahap IV secara nasional yang diberlakukan mulai 23 Maret hingga 5 April 2021 bersama 14 provinsi lainnya yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/rwa.ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI Pengendara sepeda motor melintas dekat poster sosialisasi pencegahan COVID-19 di Jalan Udayana, Mataram, NTB, Senin (22/3/2021). Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro tahap IV secara nasional yang diberlakukan mulai 23 Maret hingga 5 April 2021 bersama 14 provinsi lainnya yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/rwa.

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Sabtu (10/4/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 4.723. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 1.562.868 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 3.629 orang.

Baca juga: Zona Merah Indonesia Naik Lagi Jadi 10 Daerah, Mana Saja?

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 1.409.288 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 95 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 42.443 orang.

Baca juga: Ada 5.504 Kasus Baru, Berikut Daftar Zona Merah dan Hijau di Indonesia

 

Peru

Ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Peneliti kembali buktikan efek virus corona pada otak yang dapat menyebabkan efek kognitif, kabut otak hingga kelelahan.(SHUTTERSTOCK/creativeneko)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Peneliti kembali buktikan efek virus corona pada otak yang dapat menyebabkan efek kognitif, kabut otak hingga kelelahan.(SHUTTERSTOCK/creativeneko)

Peru melaporkan rekor kematian tertinggi akibat infeksi Covid-19 pada Sabtu (10/4/2021), satu hari menjelang pemilihan presiden dan kongres.

Dilansir dari Reuters, kementerian kesehatan mengatakan, terdapat 384 kematian, menjadikan total korban meninggal menjadi 54.669 orang.

Adanya penambahan jumlah korban meninggal tersebut ketika petugas kesehatan berjuang melawan kekurangan oksigen dan pemerintah berjuang untuk mengamankan pasokan vaksinasi yang cukup.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Pada Minggu (11/4/2021), jutaan warga Peru diperkirakan akan keluar untuk memberikan suara memilih presiden dan perwakilan kongres berikutnya.

Pemungutan suara ini adalah kewajiban bagi warga Peru, jika tidak memilih, maka terancam denda hingga 25 dollar.

Selengkapnya, baca di sini.

Baca juga: Tersisa 5 Daerah Zona Merah Covid-19 di Indonesia, Mana Saja?

Brasil

Kematian akibat Covid-19 di Brasil meningkat 1.910 dalam 24 jam terakhir. AP PHOTO/ERALDO PERES Kematian akibat Covid-19 di Brasil meningkat 1.910 dalam 24 jam terakhir.

Masih dari sumber yang sama, negara di Amerika Selatan lainnya, Brasil, juga mencatatkan penambahan pasien meninggal dunia yang tidak sedikit pada Sabtu (10/4/2021).

Menurut data dari kementerian kesehatan, terdapat penambahan 2.616 kematian akibat infeksi Covid-19 di negara ini.

Brasil, yang telah menjadi episentrum terbaru pandemi virus corona, dengan jumlah kematian lebih dari 350.000, tertinggi kedua setelah Amerika Serikat.

Baca juga: Saat Inggris Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca Hanya untuk Usia 30 Tahun ke Atas

Tak hanya kasus kematian, juga dilaporkan adanya penambahan 71.832 kasus baru pada Sabtu.

Sehingga, total kasus Covid-19 di negeri yang dikenal akan sepak bolanya itu menjadi 13,45 juta.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Perancis

Bendera Prancis dengan latar belakang Menara Eiffel di Paris.SHUTTERSTOCK/ CREATIVE LAB Bendera Prancis dengan latar belakang Menara Eiffel di Paris.

Dilansir dari The Guardian, Perancis akan memperpanjang periode antara suntikan pertama dan kedua vaksin anti-Covid mRNA menjadi enam minggu dari empat minggu.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Oliver Veran, seraya menambahkan itu untuk mempercepat kampanye inokulasi.

"Itu akan memungkinkan kami memvaksinasi lebih cepat tanpa mengurangi perlindungan," kata Veran.

Berdasarkan laporan dari Reuters, Perancis telah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna mRNA.

Veran juga mengatakan, mulai Senin (12/4/2021), vaksin AstraZeneca akan tersedia untuk semua orang yang berusia di atas 55 tahun.

Baca juga: 4 Fakta Seputar Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Perancis

WHO

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global  EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFISALVATORE DI NOLFI Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada "ketidakseimbangan yang mengejutkan" dalam distribusi vaksin Covid-19 di seluruh dunia.

Dilansir Reuters, Tedros juga menyebut sebagian besar negara tidak memiliki cukup vaksin untuk memvaksin petugas kesehatan dan orang lain yang berisiko tinggi.

Lebih dari 700 juta vaksin telah diberikan di seluruh dunia untuk melawan penyakit tersebut, tetapi 87 persen telah diberikan ke negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas, sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah hanya menerima 0,2 persen.

"Rata-rata di negara-negara berpenghasilan tinggi, hampir satu dari empat orang telah menerima vaksin Covid-19. Di negara-negara berpenghasilan rendah, vaksin diberikan kepada satu dari lebih 500 orang," kata Tedros.

Baca juga: Draf Laporan WHO Sebut Ada 4 Skenario Asal Usul Corona, Ini Temuannya

Fasilitas berbagi vaksin global, Covax, telah mengirimkan hampir 38,4 juta dosis vaksin ke 102 negara di enam benua, enam minggu setelah mulai meluncurkan pasokan, menurut Aliansi Vaksin GAVI dan WHO.

Akan tetapi, mekanisme yang bertujuan menyediakan lebih dari 2 miliar dosis vaksin untuk 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah sepanjang tahun ini, telah menghadapi penundaan pengiriman.

"Kami berharap bisa mengejar (distribusi) selama April dan Mei. Masalahnya bukan mengeluarkan vaksin dari Covax, masalahnya adalah memasukkannya," kata Tedros, mengacu pada kelangkaan pasokan vaksin.

Selengkapnya, baca di sini.

Baca juga: Rekomendasi WHO untuk Kehamilan dan Kelahiran di Masa Pandemi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Panduan Pelaksanaan Posyandu di Saat Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com