Letusan 1963 adalah salah satu letusan gunung berapi pertama yang memiliki dampak iklim, karena banyaknya belerang yang disuntikkan ke atmosfer.
Perkiraan penurunan suhu global bervariasi antara 0,1 derajat celcius hingga 0,4 celcius.
Pulau Bali juga diselimuti oleh abu tebal sementara aliran lahar menelan hektar tanaman padi, sebanyak 200.000 orang terancam kelaparan.
Abu dari letusan Gunung Agung mencapai Madura dan Surabaya, Jawa Timur.
Di Surabaya, awan tebal abu menyebabkan penutupan sekolah, sementara ibukota Indonesia Jakarta juga terpengaruh. Abu menyebar hingga 1.000 kilometer dari gunung berapi.
Diberitakan Harian Kompas, 15 Maret 1974, kerusakan akibat letusan Gunung Agung 1963 berangsur-angsur dipulihkan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Terbakar di Yogyakarta, 21 Orang Tewas
Material letusan dahsyat Gunung Agung mengalir lewat Tukad Telagawaja dan Tukad Unda dengan 5 anak sungainya.
Kerusakan yang ditimbulkan merupakan kehancuran seluruh jembatan pada sungai itu, sarana irigasi sepanjang sungai rusak, dan retusan jektar sawah tertutup di bagian hilirnya.
Jembatan yang hanyut di sepanjang aliran Tukad Telawaja dan Tukad Unda ada 9 buah. Hal itu memutuskan koneksi antara Bali dengan daerah timur.
Untuk itu dibangun beberapa jembatan penghubung dan bangunan pelintas. Selain itu dibangun check dam atau tanggul penghambat.
Tujuannya yaitu mengendalikan material letusan yang masih turun ke hilir dan mengurangi gangguan material terhadap bangunan-bangunan pengairan,
Selain itu juga memulihkan hubungan lalu lintas antara Rendang-Muncan-Selat-Amlapura.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Foto Ikonik Pengibaran Bendera AS di Iwo Jima Jepang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.