Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Pentingnya Pendekatan Budaya dalam Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 13/03/2021, 11:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Belum lagi ada kelompok masyarakat kita yang masih memiliki pola pikir yang fatalis sehingga bukan hanya menolak divaksinasi, mereka bahkan banyak tidak percaya bahwa Covid-19 itu nyata.

Tangkal hoaks dan disinformasi 

Derasnya hoaks dan disinformasi yang beredar di berbagai lini massa bukan hanya menimbulkan keresahan dan ketakutan di masyarakat, tetapi juga berdampak pada terhambatnya program vaksinasi nasional.

Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah telah melakukan upaya klarifikasi dengan menggulirkan informasi penyeimbang terkait keamanan vaksin. Masyarakat dapat mengaksesnya melalui kanal informasi Kementrian Kominfo baik di situs resmi https://komin.fo/inihoaks maupun akun jejaring sosial.

Tidak hanya itu saja, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, Komisi Fatwa MUI juga telah menerbitkan fatwa No 02 Tahun 2021 tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science Co. Ltd China dan PT Bio Farma (Persero) dan menjamin kehalalan vaksin Covid-19, khususnya jenis Sinovac.

Pemerintah juga didukung oleh banyak organsisasi independen, salah satunya MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), yang secara aktif melawan dan mencegah berkembangnya hoaks dan disinformasi, terutama di media sosial.

Pendekatan sosial-kultural 

Meskipun berbagai upaya dan strategi preventif telah dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penularan virus, berbagai kendala yang menghambat vaksinasi masih banyak ditemukan di beberapa wilayah.

Salah satu contohnya adalah yang terjadi di salah satu kecamatan di Sumatera Barat. Seluruh penduduknya menolak imunisasi karena vaksin dianggap haram. Belum lagi kelompok fatalis dan masyarakat yang kerap abai terhadap protokol kesehatan.

Terkait dengan ini, di luar aspek medis, pendekatan kultural perlu diambil oleh pemerintah mengingat karakteristik masyarakatnya yang beragam secara sosial-budaya. Selain itu literasi teknologi mereka dalam mengakses informasi kesehatan juga bervariasi.

Alasan lain mengapa pendekatan sosial budaya harus dilakukan adalah terdapatnya berbagai catatan historis yang menunjukkan bahwa penanganan wabah tidak cukup hanya dengan melibatkan aspek medis saja.

Terdapat asumsi bahwa aspek sosial budaya memiliki keterkaitan erat dengan meluasnya wabah penyakit atau paling tidak suatu penyakit bisa berkembang menjadi wabah atau pandemi karena perilaku budaya masyarakatnya. Contohnya adalah wabah Kolera yang berkembang luas karena perilaku budaya penggunaan sanitasi yang buruk.

Hal serupa juga terjadi saat ini, meluasnya penularan virus Covid-19 dikarenakan masih banyak masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan sehingga wabah berkembang menjadi pandemi nasional maupun global.

Oleh karena itu, pendekatan budaya yang bersifat kolaboratif dan melibatkan tokoh masyarakat atau pemuka agama sebagai agen kesehatan perlu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya virus dan efektivitas vaksin.

Salah satu contoh kegiatan ini akan diselenggarakan oleh Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) DKI Jakarta pada 19 Maret 2021.

Kegiatan rutin dan berkelanjutan yang melibatkan kelompok masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi vaksinasi kepada kader dasa wisma untuk membantu percepatan kegiatan vaksinasi Covid-19, terutama terkait kebijakan vaksin, penerapan protokol kesehatan, dan strategi menangkal hoaks di level masyarakat.

Melalui budaya komunikasi getok tular (word of mouth) ini pemerintah dan masyarakat secara mutual dapat menyukses percepatan vaksinasi guna memutus rantai penularan virus dan mencapai tingkat kesehatan masyarakat Indonesia secara efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Tren
Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com