Mutasi D614G ditemukan memiliki semacam "tutup" di ujung salah satu protein spike (paku) yang memungkinkannya menjadi lebih efektif dalam mengikat sel.
Namun, berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of North Carolina di Chapel Hill, dan University of Wisconsin-Madison, kekuatan itu juga bisa menjadi titik lemahnya.
Para peneliti berpendapat, "tutup" di salah satu protein spike juga berarti memudahkan vaksin dan antibodi untuk menonaktifkan virus.
Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7, Bagaimana Efektivitas Vaksin?
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan, tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif terhadap mutasi B.1.1.7.
Zubairi juga mengatakan bahwa mutasi B.1.1.7 ini masih tetap bisa dideteksi menggunakan pemeriksaan PCR.
(Sumber: Kompas.com/ Retia Kartika Dewi, Mela Arnani, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Sari Hardiyanto, Gloria Setyvani Putri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.