Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terdeteksi di Indonesia, Ini Perbandingan Varian Virus Corona B.1.1.7 dengan D614G

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 diketahui telah mengalami berklai kali mutasi, hingga menghasilkan varian-varian baru.

Di antara varian baru virus corona adalah varian B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada November 2020, dan telah menyebar ke berbagai negara.

Mutasi B.1.1.7 juga telah dikonfirmasi terdeteksi di Indonesia. Temuan mutasi tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono.

"Tadi malam, saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun (pandemi), hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7, UK (United Kingdom) mutation, di Indonesia," kata Dante, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (2/3/2021).

Perbandingan mutasi B.1.1.7 dengan D614G

Sebelum kemunculan varian B.1.1.7, para ahli telah mendeteksi kemunculan mutasi virus corona D614G, yang pertama kali terdeteksi di Eropa, sebelum akhirnya menjadi varian paling umum di dunia.

Berikut perbandingan antara mutasi B.1.1.7 dengan D614G, dari beberapa aspek:

1. Tingkat penularan

Varian D614G disebutkan mampu bereplikasi lebih cepat, dan lebih mudah ditularkan, daripada virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China.

Hal tersebut diketahui dari eksperimen yang dilakukan para ilmuwan di University of North Carolina di Chapel Hill, dan University of Wisconsin-Madison.

Eksperimen pada hamster menunjukkan, varian D614G mereplikasi sekitar 10 kali lebih cepat, dan lebih menular, dibanding virus corona yang terdeteksi di Wuhan.

Sementara itu, mutasi B.1.1.7, yang pertama kali ditemukan di Inggris, diketahui memiliki tingkat penularan 70 persen lebih tinggi dibanding virus yang pertama terdeteksi di Wuhan.

Mutasi B.1.1.7 lebih menular karena varian virus corona tersebut mengalami replikasi lebih cepat di dalam tenggorokan, dan mempunyai viral load tingi.

2. Tingkat keparahan penyakit

Baik mutasi B.1.1.7 maupun D614G tidak terbukti memiliki korelasi dengan tingkat keparahan penyakit yang diderita oleh pasien Covid-19.

Meski demikian, pasien Covid-19 mutasi B.1.1.7, diketahui lebih sering melaporkan beberapa gejala berikut ini dibanding varian sebelumnya, yaitu:

  • Batuk
  • Sakit Tenggorokan
  • Kelelahan
  • Nyeri otot

Data tersebut didapat Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), setelah bertanya kepada orang-orang tentang gejala mereka setelah menerima tes positif Covid-19 antara 15 November 2020 hingga 16 Januari 2021.

Sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala mungkin didorong oleh sifat mutasi B.1.1.7 yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh.

3. Pengaruh terhadap efektivitas vaksin

Mutasi D614G ditemukan memiliki semacam "tutup" di ujung salah satu protein spike (paku) yang memungkinkannya menjadi lebih efektif dalam mengikat sel.

Namun, berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of North Carolina di Chapel Hill, dan University of Wisconsin-Madison, kekuatan itu juga bisa menjadi titik lemahnya.

Para peneliti berpendapat, "tutup" di salah satu protein spike juga berarti memudahkan vaksin dan antibodi untuk menonaktifkan virus.

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan, tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif terhadap mutasi B.1.1.7.

Zubairi juga mengatakan bahwa mutasi B.1.1.7 ini masih tetap bisa dideteksi menggunakan pemeriksaan PCR.

(Sumber: Kompas.com/ Retia Kartika Dewi, Mela Arnani, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Sari Hardiyanto, Gloria Setyvani Putri) 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/03/203000765/terdeteksi-di-indonesia-ini-perbandingan-varian-virus-corona-b.1.1.7-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke