Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanfaatkan Penggunaan Kosmetik Kedaluwarsa, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 03/03/2021, 12:10 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah twit berisi informasi mengenai banyaknya lipstik yang dimiliki seorang pengguna Twitter beredar di media sosial pada Selasa (2/3/2021).

Dalam twit yang dikirim oleh akun base Twitter @tanyainrl itu, pemilik lipstik ingin mengurangi pembelian lipstik, namun belum bisa.

Kemudian, seorang pengguna Twitter lainnya, @hybayiiiiii mengusulkan bahwa apabila lipstik-lipstik yang masih dalam kondisi masih bagus dan terlanjut kedaluwarsa, sebaiknya disumbangkan ke perias jenazah.

"Nanti kalo udh keburu expired di sumbangin aja nder ke perias jenazah biar bermanfaat," tulis akun @hybayiiiii.

Baca juga: Ramai Twit Tugas Sekolah Unduh Snack Video dan Input Kode Referral, Ini Tanggapan Satgas Waspada Investasi

Selain itu, akun @hybayiiiii juga mengunggah foto yang menginformasikan adanya pihak yang menerima make up kedaluwarsa yang dapat dimanfaatkan kembali untuk merias jenazah.

Baca juga: Panduan dan Tata Cara Baru Menguburkan Jenazah Pasien Covid-19

Lantas, apa saja syarat dan ketentuan make up yang dapat didonasikan dan bagaimana cara mengirimnya?

Saat dikonfirmasi, pencetus gerakan donasi Good Things Happen, Lisa Joesman mengatakan bahwa ada beberapa kriteria kosmetik yang dapat disumbangkan.

"Untuk jenis kosmetik, kita menerima yang tidak berjamur dan berbau, juga menerima hair spray, parfum, wig untuk jenazah cancer," ujar Lisa saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (3/3/2021).

Ia menambahkan, pihaknya tidak menerima donasi skincare.

Baca juga: Dokter Richard Lee, Kartika Putri, dan Sejumlah Hal yang Perlu Diketahui Seputar Skincare...

Peduli lingkungan

Terkait gerakan donasi make up yang kedaluwarsa, Lisa mengungkapkan bahwa ide ini tercetus karena dirinya peduli dengan lingkungan yang cenderung banyak menumpuk kemasan make up.

"Saat ini kita butuh perusahaan-perusahaan kosmetik juga ikut bertanggungjawab atas sampah yang mereka hasilkan," ujar Lisa.

Ia menjelaskan, setidaknya pihak produsen kosmetik ke depannya haruslah memikirkan kemasan yang ramah lingkungan.

Baca juga: Waspada Kosmetik Palsu, Ini Cara Cek Produk Berizin dari BPOM

Ketika dikonfirmasi lebih lanjut, Lisa juga telah bekerja sama dengan bank-bank sampah yang masih berupaya mendaur ulang sampah kosmetik.

Lisa menganggap, setidaknya gerakannya ini adalah penyelamatan iklim sementara.

Di sisi lain, Lisa mengatakan bahwa penggunaan make up jarang digunakan saat pandemi.

Baca juga: Harus Gunakan Masker, Bagaimana Gaya Make Up yang Baik?

Menurutnya, mereka yang menggunakan make up biasanya mengaplikasikannya ketika akan bekerja ke kantor.

Namun, lantaran masih pandemi corona, maka para pekerja lebih banyak yang bekerja dari rumah (work from home), sehingga penggunaan make up cenderung kurang dilakukan.

"Pastinya banyak perempuan pekerja yang tidak lagi atau jarang menggunakan make up karena WFH dan terpikir juga pastinya nanti akan banyak sampah dari kosmetik yang tidak terpakai ini," ujar Lisa.

"Jadi daripada langsung dibuang, kenapa enggak dicoba digunakan ulang," lanjut dia.

Selain itu, Lisa juga berupaya browsing untuk mencari siapa saja pihak yang dapat menerima kosmetik-kosmetik donasi ini.

Kemudian ia berhasil menemukan salah satu perias jenazah yang mau menerima kosmetik donasi tersebut.

Baca juga: Hati-hati, Berikut Kandungan Skincare yang Tidak Direkomendasikan untuk Ibu Hamil, Termasuk Mugwort

Memilah barang

Kegiatan donasi make up kedaluwarsa ini sudah ia lakoni sejak Desember 2020.

Dengan hati-hati dan cermat, Lisa dan timnya menyortir kosmetik mana saja yang masih bagus dan sudah kedaluarsa.

Sebelum diserahkan kepada penerima, Lisa juga memberi tahu seperti apa kondisi kosmetik tersebut.

"Sebelum memberikan juga kita kasih liat kondisinya, jadi terserah mereka apakah mereka mau menggunakannya atau tidak," ujar Lisa.

Ia menambahkan, kosmetik-kosmetik donasi ini tidak hanya diminati oleh mereka yang bekerja sebagai perias jenazah, melainkan mereka yang bekerja dari komunitas teater dan komunitas transpuan di Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga: 4 Bahan Kandungan dalam Skincare, Manfaat dan Cara Kerjanya

Terkendala tenaga

Meski gerakan yang dilakukannya dinilai membutuhkan energi dan sumber daya manusia yang besar, Lisa mengungkapkan, pihaknya masih terkendala dalam penyortiran kosmetik.

"Kami belum banyak punya man power (tenaga) jadi mengandalkan relawan aja yang berkenan membantu," katanya lagi.

Ia menceritakan, ketika penyortiran barang, tim Good Things Happen masih menemukan produk skincare yang dikirimkan donatur.

Baca juga: Banyak Sampah Skincare di Rumah, Ini Solusinya...

Jika produk skincare sudah kedaluwarsa, maka produk tersebut akan langsung dibuang.

Tetapi jika masih bagus dan dapat digunakan, maka ia akan terbuka untuk memberikan kepada pihak yang membutuhkan.

Bagi mereka yang ingin mendonasikan kosmetiknya, dapat mengirimkan produk ke alamat Kalibata City Tower Borneo 12BJ, Jalan Kalibata Raya, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Selain itu, bisa juga untuk menghubungi Lisa di nomor telepon 0895-0404-2805.

Baca juga: Kenali Lamanya Melihat Efek Sebenarnya dari Produk Skincare

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com