KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi utama.
Kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.
Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana menjelaskan, kulminasi atau transit atau istiwa' merupakan fenomena saat matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
"Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama," kata Taufan kepada Kompas.com, Minggu (28/2/2021).
Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah
Pada saat itu, lanjut dia, matahari akan tepat berada di atas kepala atau titik zenit.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
"Karena itu, hari kulimasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," katanya lagi.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Ciamis, Apa Sebabnya?
Hari tanpa bayangan, imbuhnya terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.
Sehingga, posisi matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai dengan 23,5 dejarat LS.
"Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari," jelas Taufan.
Baca juga: Indonesia Masuk 10 Negara Produsen Emas Terbesar, Berapa Banyak Emas yang Tersisa di Bumi?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.