KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan suap pengadaan proyek infrastruktur di Sulawesi Selatan.
Nurdin diamankan di rumah dinasnya, Sabtu (27/2/2021) pukul 02.00 Wita. Sebelumnya, KPK menggelar operasi tangkap tangan terhadap Direktur PT Agung Perdana Bulukumba Agung Sucipto (AS), dan Sekretaris Dinas PUTR Provinsi Sulawesi Selatan Edy Rahmat (ER). Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka.
“Pada sekitar pukul 02.00 Wita, NA (Nurdin Abdullah) juga diamankan di rumah jabatan dinas Gubernur Sulel,” ucap Ketua KPK Firli Bahuri seperti dilansir dari Kompas.com, Minggu (28/2/2021).
Kasus dugaan suap tersebut berkaitan dengan proyek infrastruktur di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan yang diduga diberikan oleh AS kepada Nurdin melalui ER. Setelah AS, KPK mengamankan ER beserta uang dalam koper sejumlah sekitar Rp 2 miliar di rumah dinasnya.
Siapa Nurdin Abdullah? Apa saja kiprahnya selama ini? Berikut profil dari Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah:
Baca juga: OTT Nurdin Abdullah, Tersangka Pemberi Suap Pernah Dapat 6 Proyek Infrastruktur
Melansir situs resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sulselprov.go.id, Nurdin Abdullah lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan pada 7 Februari 1963. Istrinya adalah Liestiaty F Nurdin. Nurdin memiliki tiga orang anak.
Ia tamat Sekolah Dasar (SD) pada 1976, SMP pada 1979 dan SMA Negeri 5 Makassar pada 1982.
Pendidikan tinggi ia tempuh di Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 1986 untuk program sarjana.
Nurdin pun melanjutkan program paskasarjana di luar negeri.
Ia mengambil Master of Agriculture di Kyushuu Universty pada 1991, dan Doctor of Agriculture di Kyushuu Universty pada 1994.
Nurdinjuga merupakan guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
Nurdin memiliki karier yang cemerlang di bidang politik. Ia terjun ke politik pada 2008 lalu dan berhasil terpilih sebagai Bupati Banteng periode 2008-2013.
Pada 2013, ia kembali maju sebagai petahana dan terpilih pada periode 2013-2018.
Selesai menjabat sebagai bupati, ia mencalonkan diri sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 lalu.
Bersama pasangannya, Andi Sudirman Sulaiman, Nurdin diusung oleh 5 partai, yakni Golkar, Nasdem, Hanura, PKB dan PKPI.