KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menegaskan, informasi yang beredar bahwa puluhan wartawan terkapar setelah mendapatkan vaksin Covid-19 adalah tidak benar.
Klarifikasi ini disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (27/2/2021) pagi.
Pernyataan ini dilontarkan setelah pada Jumat (26/2/2021) beredar pesan berisi informasi mengenai puluhan wartawan disebut mengalami pusing, mual-mual, sampai pingsan setelah vaksinasi Covid-19.
"Terkait pesan yang berebdar bahwa puluhan wartawan terkapar setelah vaksinasi Covid-19, kami sampaikan, informasi yang beredar di WA grup dan di media sosial adalah tidak benar," ujar Nadia.
Dalam pesan itu, disebut bahwa informasi ini berasal dari Nadia. Selain itu, dalam pesan juga disebutkan bahwa ada beberapa faktor penyebab para wartawan mengalami pusing setelah divaksin, seperti begadang, tidak sarapan, dan munculnya kecemasan.
Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19
Berikut tangkapan layar pesan yang beredar:
Setelah dilakukan pemeriksaan, wartawan itu diketahui tidak sarapan atau makan siang sebelum divaksin.
Wartawan itu juga mengaku belum cukup beristirahat pada malam hari sebelumnya.
"Mereka tidak cukup beristirahat pada malam hari sebelumnya, padahal esok hari dapat vaksinasi," ujar Nadia.
"Namun, saat ini para wartawa tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi sehat," lanjut dia.
Untuk mengantisipasi munculnya keluhan pasca vaksinasi, Nadia mengimbau kepada masyarakat, terutama wartawan, untuk beristirahat yang cukup pada malam hari sebelum dilakukan vaksinasi.
Selain itu, sebelum vaksinasi disarankan untuk mengonsumsi sarapan yang bergizi.
"Kembali kami tegaskan, berita informasi puluhan awak media terkapar adalah tidak benar," ujar Nadia.
Seperti diketahui, pekerja media termasuk dalam pekerja publik yang menjadi sasaran vaksinasi tahap berikutnya.
Vaksinasi terhadap pekerja publik mulai berlangsung dalam sepekan terakhir.
Baca juga: Korea Selatan dan Hong Kong Mulai Vaksinasi Covid-19