Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
bisa juga dg minyak kayu putih, caranya, ambil tisu sebamyak 4 lembatlr atau lebih, tuangkan minyak kayu putih agak banyak, hirup tisu tsb dalam2 sampai terbatuk2, ulangi 3x atau lebih...
Berkah bagi semua yang akan menggunakan terapi ini dan membagikannya dengan orang lain!"
Seperti diberitakan Kompas.com, 29 Januari 2021, dokter spesialis THT Muhammad Ikhwan menegaskan, informasi tersebut salah atau merupakan berita hoaks.
Ikhwan menjelaskan, hingga saat ini secara teori suhu tidak memengaruhi pertumbuhan atau kematian virus corona.
"Jadi belum ada (buktinya). Mau suhu 100 derajat Celsius pun, atau berada di iklim panas, iklim dingin, sampai sekarang belum ada bukti otentik suhu dapat membunuh virus corona," kata Ikhwan.
Jika seseorang mempraktikkan hal tersebut, kata Ikhwan, hal yang pasti terjadi adalah luka bakar.
"Siapa orang yang mau menghirup suhu 60-70 derajat (Celsius)? Kita harus berpikir jernih ya, itu akan merusak bulu-bulu hidung dan organ-organ yang sangat rentan, terutama bagian septum," ucap dokter Ikhwan yang berpraktik di Primaya Evasari Hospital ini.
Septum atau dinding pembatas hidung, imbuhnya, terdiri dari tulang rawan dan tulang keras. Septum ini mengandung banyak pembuluh darah kecil.
"Nah, bagian-bagian rawan ini jika mengalami trauma seperti suhu panas akan rusak dan bisa mengalami mimisan hingga luka bakar," katanya lagi.
Ikhwan meluruskan, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menyingkirkan virus corona di saluran napas sebaiknya dengan cuci hidung langsung.
"Cuci hidung menggunakan (cairan infus) NaCl (natrium klorida) 500 cc 0,9 persen. Itu yang biasa dipakai dokter THT untuk menangani kasus-kasus seperti alergi hidung," ujar Ikhwan.
Dia mengingatkan, upaya cuci hidung ini tidak membunuh bakteri atau virus. Akan tetapi, mencegah bakteri dan virus masuk ke tubuh agar tidak menimbulkan penyakit.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr Fikry Hamdan Yasin.
Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) dan bedah kepala leher tersebut juga mengatakan bahwa saat hidung terpapar suhu tinggi, mukosa, atau selaput lendir yang menjadi lapisan kulit dalam maka hidung dan tenggorokan dapat mengalami iritasi.
"Karena uapnya terlalu panas. Jadi enggak benar, (informasi tersebut) hoaks. Yang pasti tidak bisa membunuh bakteri atau virus," kata Fikry.
Sementara itu, dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa Ketua Satgas Covid-19 adalah Dwiyono. Itu juga salah.
Diberitakan Kompas.com, 20 Juli 2020, faktanya, Satgas Covid-19 dipimpin oleh Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut menghirup uap panas dengan suhu 70 derajat Celsius dapat membunuh virus, termasuk virus corona, adalah tidak benar.
Menghirup uap yang terlalu panas bersuhu 70 derajat Celsius justru akan merusak bulu-bulu hidung dan organ-organ yang sangat rentan, terutama bagian septum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.