“Video tersebut bukan berlokasi di Indonesia, tetapi di Malaysia. Saat ini sedang dalam proses pengecekan lebih lanjut,” ujar Elena saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).
Baca juga: Berikut Cara Aman Terima Paket, Bagaimana Membersihkannya dan Potensi Penularan Virus Corona
Elena mengeklaim bahwa seluruh pengiriman paket pelanggan J&T Express Indonesia saat ini berjalan lancar dan sesuai prosedur operasional.
“J&T Express berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik,” ungkapnya.
Melansir Sinar Harapan, Minggu (7/2/2021), J&T Express Perak meminta maaf dan berkata bahwa perilaku para pegawainya tersebut tidak bisa diterima.
"Pihak J&T Express akan memberi lebih banyak latihan kepada pekerja kami demi meningkatkan mutu layanan".
Sekali lagi, J&T Express memohon maaf atas kejadian yang tidak diinginkan ini, dan akan berupaya meningkatkan mutu layanan kami".
Baca juga: Nomor Telepon Pengguna Facebook Dijual Rp 281.000 Melalui Bot Telegram
@nonihassan7Cepat atau lambat. Harap barang aku selamat ???? #foryourpage #viral #jnt
? original sound - nonihassan
Pihak J&T Express Perak menjelaskan, kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan mogok kerja atau pemotongan upah.
"Kami sekali lagi memohon maaf karena telah merusak nama perusahaan dan barang-barang rakyat Malaysia. Kami akan segera menyelesaikan pengiriman barang secepat mungkin".
Sementara itu, mengutip New Straits Times, MInggu (7/2/2021), tujuh pekerja dari J&T Express meminta maaf karena telah membuang paket.
Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...
Dalam pernyataan maafnya, J&T Express Malaysia menggambarkan apa yang terjadi sebagai "paket penyortiran dengan kekerasan".
Ketujuh pekerja tersebut muncul dalam video 57 detik yang diunggah di halaman Facebook J&T Express Malaysia-Perak, di mana mereka meminta maaf atas apa yang terjadi.
"Kami ingin mengklarifikasi bahwa tidak ada tindakan yang melibatkan aksi mogok di sini. Sekali lagi kami mohon maaf karena telah memengaruhi nama perusahaan dan barang pelanggan Malaysia."
Baca juga: Ramai soal Kasus Eiger dan Mengenal Apa Itu Doxing...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.