Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Relawan Mengantarkan Vaksin ke Daerah-daerah Pelosok

Kompas.com - 31/01/2021, 10:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 masih menjadi pandemi dan menyebar ke banyak negara di dunia. 

Sejumah negara berusaha mengendalikan penyebaran dengan mewajibkan memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. 

Namun tidak sedikit negara yang sudah memulai program vaksinasi dan berharap hal itu dapat mengurangi laju pertambahan kasus. 

Meskipun perlu juga diketahui bahwa vaksinasi tidak dapat diselesaikan dalam waktu cepat. Hal itu mengingat ketersediaan vaksin, jumlah penduduk serta wilayah yang dilalui untuk distribusi vaksin.

Baca juga: Dua Pekan Vaksinasi, Berapa Orang yang Sudah Disuntik Vaksin Sinovac?

Relawan vaksin

Kuli angkut dan petugas kesehatan setempat membawa vaksin di medan sulit dalam perjalanan kampanye vaksinasi campak, rubella dan polio, yang akan dilakukan di posko kesehatan di Kabupaten Gorkha, pada tahun 2015
UNICEF/Panday Kuli angkut dan petugas kesehatan setempat membawa vaksin di medan sulit dalam perjalanan kampanye vaksinasi campak, rubella dan polio, yang akan dilakukan di posko kesehatan di Kabupaten Gorkha, pada tahun 2015

Dilansir dari The Sun, (28/1/2021), sejumlah petugas kesehatan yang berjibaku mengantarkan vaksin campak, rubella dan polio ke seluruh dunia setiap harinya.

Meski medan yang ditempuh cenderung berbahaya, pengantaran vaksin ini dilakukan petugas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan vaksin di wilayah terpencil.

Penasihat utama dan kepala imunisasi UNICEF, Robin Nandy, mengatakan, beberapa perjalanan mengerikan telah dilakukan para pekerja kesehatan untuk memvaksinasi anak-anak di seluruh dunia.

Selanjutnya, mereka akan mulai mempersiapkan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 selama bertahun-tahun ke depan.

Baca juga: Update Corona Dunia 30 Januari: 102 Juta Kasus Covid-19 | Pesan WHO soal Pasokan Vaksin

Menurut Robin, vaksinasi yang dilakukan serentak di seluruh dunia seperti pada Covid-19 ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kami tidak pernah mencoba mengirimkan vaksin ke seluruh dunia di negara-negara dengan tingkat pendapatan berbeda, dan semua bersaing untuk medapatkan vaksin Covid-19 dalam jumlah terbatas," ujar Robin kepada Sun Online.

"Ini akan menjadi tantangan besar, namun kami tetap optimistis," lanjut dia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Umumkan Angka Efikasi

Tantangan vaksinasi

Sebuah estafet komunitas melintasi aliran air dengan sepedanya untuk memvaksinasi anak-anak di zona kesehatan Manono, Provinsi Tanganyika, di Republik Demokratik Kongo pada tahun 2018UNICEF/Wing Sebuah estafet komunitas melintasi aliran air dengan sepedanya untuk memvaksinasi anak-anak di zona kesehatan Manono, Provinsi Tanganyika, di Republik Demokratik Kongo pada tahun 2018

UNICEF memperkirakan bahwa sekitar 20 juta anak di seluruh dunia tidak menerima secara penuh program vaksinasi seperti campak, rubella dan polio setiap tahun.

Dari jumlah tersebut, 14 juta anak bahkan tidak menerima vaksin sama sekali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com