KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di dunia masih terus bertambah dari hari ke harinya.
Melansir data dari laman Worldometers, hingga Sabtu (30/1/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 102.554.468 (102 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 74.255.673 (74 juta) pasien telah sembuh, dan 2.213.595 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 26.081.503. RInciannya, 25.975.773 pasien dengan kondisi ringan dan 109.427 dalam kondisi serius.
Baca juga: Tim WHO Mulai Turun ke Lapangan untuk Selidiki Asal-Usul Virus Corona
Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:
Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.
Hingga Jumat (29/1/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 13.802. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 1.051.795 orang.
Untuk kasus sembuh ada penambahan sebanyak 10.138 orang.
Penambahan itu menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 852.260 orang.
Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 187 orang. Oleh karena itu, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 29.518 orang.
Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di Indonesia Bisa Tembus 1 Juta? Ini Kata Epidemiolog
"Solidaritas tidak selalu berarti bahwa setiap negara di dunia mulai (memvaksinasi) pada saat yang sama. Pemahaman yang baik adalah bahwa tidak ada yang aman sebelum semua orang aman," kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge, dikutip dari Reuters, Kamis (28/1/2021).
Saat ditanya tentang penundaan upaya percepatan vaksin Pfizer dan AstraZeneca untuk pasien di 27 negara Uni Eropa (EU), Kluge mengatakan pemerintah dan produsen harus bekerja sama untuk mengatasi "masalah yang berkaitan dengan produk baru" dalam peluncuran vaksin.
"Kenyataannya adalah ada kekurangan vaksin. (Tetapi) kami tidak meragukan bahwa produsen dan produsen bekerja 24 jam selama tujuh hari untuk menjembatani celah, dan kami yakin penundaan yang kami lihat sekarang akan diganjar dengan produksi ekstra di masa depan," ujar dia.
Baca juga: WHO Merilis Pedoman Baru untuk Merawat Pasien Covid-19, Apa Saja?