Tonang menjelaskan swab anal lebih ditujukan untuk memastikan masih adakah orang-orang yang pernah terinfeksi dan belum bersih virusnya.
Adanya PCR positif di saluran cerna sampai ke anal lebih lama daripada di saluran napas.
Tapi menurut laporan, adanya PCR positif yang lama itu tidak berkorelasi kuat dengan kondisi klinis.
"Artinya dapat terjadi, anal swab masih positif, tetapi kondisi fisik sudah lama tidak ada gejala apa-apa," ungkapnya.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
Apakah swab anal hanya di China?
Tonang mengatakan tak hanya China yang menggunakan, di Indonesia juga ada. Hanya saja tidak banyak.
Swab anal digunakan untuk pemeriksaan PCR pada kasus-kasus khusus bila diperlukan.
Dia mengatakan biasanya pada pasien yang dirawat jangka panjang atau kasus pada anak-anak.
Terkait biayanya, dia mengatakan hampir sama atau standar PCR.
Baca juga: Ramai soal Dugaan Hasil Tes PCR Dijual Bebas, Ini Penjelasannya...