Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Vaksin Covid-19 Dibuat dan Cara Kerjanya?

Kompas.com - 30/01/2021, 07:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu upaya dunia dalam mengatasi pandemi Covid-19 adalah dengan vaksinasi, selain juga tetap menjaga protokol kesehatan agar penularan dapat menurun. 

Saat ini sejumlah negara tengah melakukan program vaksinasi nasional menggunakan beberapa merek vaksin yang telah dibuat oleh sejumlah perusahaan biofarmasi.

Vaksin-vaksin ini mulai dapat digunakan setelah mengantongi izin penggunaan darurat. 

Banyak ahli menyebut, sejumlah vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat aman untuk digunakan dan terbukti efektif mengatasi gejala Covid-19. 

Meskipun demikian, ada juga kalangan yang masih meragukan vaksin virus corona tersebut. 

Baca juga: Menko PMK Yakin Vaksin Covid-19 Produksi Dalam Negeri Lebih Cocok untuk Orang Indonesia

Lantas bagaimana sebenarnya proses pembuatan vaksin?

Cara kerja vaksin

Dikutip dari Medical News Today (22/1/2021), vaksin yang dikenal selama ini dibuat dengan menggunakan patogen atau sebagian patogen virus yang dinonaktifkan.

Namun pembuatan vaksin saat ini juga dapat dilakukan menggunakan materi genetik yang disintesis secara kimiawi di laboratorium.

Materi genetik itu kemudian mengajari dan memberikan perintah sistem kekebalan tubuh cara melawan infeksi virus SARS-CoV-2 di masa mendatang.

Hal itu salah satu contoh cara kerja vaksin mRNA Covid-19 yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna menggunakan materi genetik yang disintesis.

Virus yang dinonaktifkan

Adapun untuk pembutan vaksin yang memanfaatkan seluruh virus dikenal dengan vaksin virus utuh.

Cara pembuatan vaksin virus utuh ini terbagi menjadi dua yakni menggunakan virus hidup yang dilemahkan dan ada juga yang menggunakan virus yang dinonaktifkan.

Baca juga: Simak, Berikut Tingkat Efikasi 7 Vaksin Covid-19

Vaksin yang dibuat menggunakan virus yang dilemahkan, menggunakan bentuk patogen yang dilemahkan.

Vaksin yang menggunakan virus yang dilemahkan, memberikan respons imun yang kuat. Namun kelemahannya adalah ia tidak cocok untuk orang yang memiliki sistem kekebalan lemah.

Virus inaktif

Sementara itu, vaksin yang dibuat dengan virus tidak aktif (inaktif)  bahan virus dibuat dengan cara patogen dimatikan ataupun dimodifikasi sedemikian rupa sehingga ia tidak akan bereplikasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com