Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Foto Air Banjir di Pekalongan Berwarna Hijau, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 25/01/2021, 13:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, beredar foto di media sosial Twitter yang memperlihatkan air banjir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berwarna hijau.

Foto tersebut diunggah oleh sejumlah warganet, salah satunya akun @arifnurdiansah pada Kamis (21/1/2021) pukul 7.28 WIB. 

Dia menyebutkan, foto air banjir berwarna hijau itu diambil di wilayah Pasir Sari, salah satu daerah di sebelah utara Kota Pekalongan.

Dalam utas-nya, @arifnurdiansah juga menyebut bahwa banjir berwarna hijau itu sudah menggenangi daerah tersebut selama empat hari.

Seperti diberitakan Antara, Selasa (19/1/2021), beberapa kelurahan di Pekalongan terendam banjir dengan ketinggian antara 30 centimeter hingga 1,5 meter.

Banjir akibat hujan deras yang turun sejak Senin (18/1/2021) itu, berdampak kepada 3.000 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Pekalongan.

Baca juga: Viral Foto Angkringan Berjalan di Yogyakarta, Makanan Gratis untuk yang Membutuhkan

Apa penyebabnya?

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta, membenarkan fenomena air banjir berwarna hijau yang terjadi di Pekalongan.

Dia mengatakan, banjir berwarna hijau itu terjadi di Dusun Clumprit, Desa Segayu.

"Air banjir di wilayah Pekalongan menjadi hijau biasanya apabila banjir/rob yang menggenangi wilayah yang dekat persawahan, rawa atau tambak," kata Saminta saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/1/2021).

Saminta menjelaskan, air banjir berwarna hijau disebabkan oleh tanaman azolla atau "mata lele", yang sebelumnya ada di sawah atau tambak, dan kemudian ikut menggenangi pemukiman karena terbawa arus banjir.

"Hal tersebut sangat lumrah, apabila air banjir di wilayah Clumprit menjadi seperti itu. Karena wilayah Clumprit secara geografis di kelilingi sawah dan tambak," ujar Saminta.

Fenomena yang sama juga sudah pernah terjadi sebelumnya di wilayah Pabean, Bandengan, dan Pajang.

Saminta mengatakan, banjir yang menggenangi beberapa wilayah di kota Pekalongan sejak sepekan lalu, kini sebagian besar sudah surut.

Baca juga: Viral Video Sopir Truk Sebut PJR di Tol Pasuruan Mengejar Tanpa Alasan, Ini Penjelasan Polisi

Tanaman mata lele

Mengutip Harian Kompas, 8 Juli 2005, tanaman mata lele atau paku air, memiliki nama latin Azolla pinnata

Drs Gutomo Priyatmono MHum, petani di Dusun Blembem Kidul, Sleman, Yogyakarta, mengatakan, tumbuhan ini mempunyai fungsi sebagai pengikat nitrogen bebas yang ada di udara.

"Azolla pinata sendiri sebenarnya tak mengandung unsur apa pun yang menguntungkan tanah. Tetapi, ketika disebarkan di tanah dan dibiarkan tumbuh, ia akan memperkaya tanah dengan nitrogen yang diikatnya. Selain itu, tanaman ini merupakan pupuk organik yang tidak merusak tanah," ujar Gutomo.

Setelah pembajakan, Azolla pinata tetap menjalankan fungsi sebagai pengikat nitrogen, meskipun posisinya berada di dalam tanah. Nitrogen yang diikat Azolla pinata akan diserap oleh tanaman padi.

Menurut Gutomo, Azolla pinata bisa membantu mengurangi ketergantungan tanah dari pupuk buatan pabrik.

Baca juga: Video Viral Aksi Penyelamatan Kucing Saat Banjir Kalsel, Bagaimana Ceritanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com