KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 telah dimulai sejak 13 Januari 2021, dan menyasar mereka yang masuk penerima vaksin prioritas tahap pertama.
Pemerintah menargetkan sebanyak 40,2 juta orang akan menerima vaksin Covid-19 tahap pertama atau pada periode Januari sampai April 2021.
Sebanyak 40,2 juta orang itu antara lain 1,3 juta petugas kesehatan, 17,4 juta petugas di layanan publik, dan 21,5 juta merupakan lansia.
Meski program vaksinasi sudah berjalan, pemerintah mengimbau masyarakat yang sudah divaksin maupun yang belum divaksin untuk tetap patuh pada protokol kesehatan.
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), dr R Ludhang Pradipta R., M. Biotech, SpMK, mengatakan, ada kemungkinan untuk terinfeksi virus corona sebelum atau sesudah vaksinasi.
Oleh karena itu, dengan melakukan tindakan pencegahan disertai vaksinasi merupakan langkah perlindungan tubuh yang tepat.
"Ada kemungkinan seseorang dapat terinfeksi sebelum vaksinasi dilakukan atau di awal-awal setelah vaksinasi kemudian terinfeksi," ujar Ludhang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2021).
Menurut dia, hal ini karena vaksin memmbutuhkan waktu dan belum memiliki cukup waktu untuk memberikan perlindungan maksimal bagi tubuh.
Baca juga: [HOAKS] Vaksinasi Jokowi Gagal dan Harus Diulang
Ludhang mengingatkan, vaksin bukanlah obat yang efeknya dapat terasa setelah dua jam penyuntikan.
"Vaksin bukan obat yang efeknya bisa dirasakan 2 jam atau sehari sampai 2 hari," ujar Ludhang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan