Seiring berjalannya waktu, wisatawan yang berkunjung justru didominasi wisawatan asing pada 1990-an.
Pasalnya, promosi saat itu gencar dilakukan ke dunia internasional.
Namun, krisis moneter kemudian menciptakan komposisi penonton.
Baca juga: Mengenang Musikalitas Chrisye, Sang Legenda Musik Indonesia
SAU lantas mendekati penonton lokal, seperti dikutip dari Harian Kompas, 4 Mei 2002.
Mereka mengundang, bahkan mendatangi, guru dan murid sekolah agar menonton pertunjukan angklung.
Maka tak heran jika kini wisatawan domestik mendominasi.
Sepeninggal Mang Udjo pada 2001, usaha melestarikan kesenian angklung diteruskan oleh anak-anaknya hingga saat ini.
Baca juga: Suka Mendengarkan Musik Saat Berolahraga? Ini Manfaatnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.