KOMPAS.com - Data mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) disebut bocor setelah server universitas itu mendapat serangan digital.
Awalnya, kebocoran data ini diketahui melalui twit salah satu mahasiswa Undip yang menyebutkan ada 125.000 data bocor.
Akan tetapi, setelah dilakukan investigasi dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI), data yang perlu didalami sebanyak 5.000 data.
Dari kasus Undip ini, apa yang harus dilakukan universitas-universitas untuk keamanan datanya?
Pemerhati keamanan siber sekaligus staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang, menjelaskan, kasus yang terjadi di Undip terkait keamanan server yang dipakai kampus.
Baca juga: Undip Akui Ada Serangan yang Diduga Membuat Data Mahasiswa Bocor
Dia mengatakan, pihak kampus harus melakukan investigasi mendalam soal kelemahan sistem ini hingga bisa bocor.
"Ini dikenal dengan forensic analysis paska serangan yang mengakibatkan kebocoran data sehingga bisa diketahui secara pasti dimana kebocoran terjadi," ujar Yerry, kepada Kompas.com, Kamis (21/1/2021).
Selain itu, melakukan penguatan sistem keamanan server serta standar teknis manajemen server.
"Lalu, sebaiknya diperiksa lokasi penempatan server, perangkat lunak yang digunakan. Seringkali kesalahan kecil seperti tidak updatenya software menjadi celah keamanan," kata Yerry.
Menurut Yerry, jika persoalan teknis selesai, bisa dicek pula apakah terjadi kelalaian manusia, misalnya teknisi menyimpan password secara sembarangan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan