Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Buru-buru Beli Saham, Simak Dulu Tips Praktisi Pasar Saham Ini

Kompas.com - 19/01/2021, 17:25 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah twit imbauan terkait investasi saham, viral di media sosial pada Jumat, (15/1/2021). Salah satunya yakni, jangan berhutang untuk membeli saham, jangan pakai dana darurat untuk membeli saham, dan lainnya.

Twit ini ramai di media sosial lantaran saat ini marak diikuti oleh sebagian orang di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Ramai Investor Baru Beli Saham Pakai Utang, Ini Imbauan BEI

Adapun twit tersebut dituliskan oleh akun Twitter @desmondwira.

"Market lagi naik terus

Apapun yg terjadi:
- jgn berutang utk beli saham
- jgn pakai marjin berlebihan
- jgn pakai dana darurat

Hanya gunakan uang dingin utk beli saham. Hindari spekulasi tinggi. Hindari FOMO (Fear Of Missing Out). Ingat, market tdk pernah bergerak linear," tulis akun Twitter @desmondwira.

Hingga kini, twit itu telah di-retwit sebanyak 3.700 kali dan telah disukai sebanyak 7.100 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Beli Saham Pakai Utang? Simak Ini

 

Melebihi kemampuan

Pemerhati sekaligus praktisi pasar saham Desmond Wira menjelaskan, bahwa jika membeli saham menggunakan utang artinya orang tersebut membeli saham melebihi kemampuan.

"Itu sama saja kita menggunakan leverage (efek pengungkit). Artinya jika profit bisa besar sekali, tetapi jika rugi juga bisa besar sekali. Jika pasar saham kemudian koreksi, akibatnya makin hancur," ujar Desmond saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

Menurut Desmond, apabila investor menggunakan utang juga berdampak merusak psikologi investor tersebut.

Jika hal itu terjadi, biasanya investor menjadi mudah panik, stres. Investor juga cenderung mengambil keputusan meski dalam kondisi emosional dan merugikan.

"Investor cenderung agresif, karena harus profit kan? Utang harus dibayar belum termasuk bunganya," lanjut dia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Bayangi IHSG Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Ia menambahkan, sebaiknya jika seseorang ingin memulai saham, maka dapat dengan mencicil dengan konsep Dollar Cost Averaging (DCS), yang bermanfaat dalam konteks uang panas.

"Beli sesuai kemampuan, kalau ada uang baru beli. Tidak memaksakan diri. Lebih safe karena artinya beli pakai uang dingin," imbuhnya.

Kriteria aman untuk beli saham

Selain itu, Desmond menjelaskan bahwa seseorang yang cukup aman untuk membeli saham yakni mereka yang memiliki rencana investasi terlebih dahulu.

Dengan begitu, investor mengetahui profil risikonya, memahami kemampuan finansialnya, dan mengetahui tujuan investasinya apa dan lainnya.

Sehingga nanti mengetahui saham seperti apa yang dibeli dan sebagainya.

"Ini aman dalam arti sesuai dengan kebutuhan investasinya. Kalau aman dari kerugian ya tidak mungkin, itu risiko pasar," ujar Desmond.

Ia juga mengingatkan bahwa investor harus memiliki kesiapan dengan segala risiko, karena pasar saham tidak selalu mengalami kenaikan secara berkala.

Baca juga: Grab Dikabarkan Melantai di Bursa Saham Tahun Ini

 

Hal yang dihindari ketika beli saham

Desmond mengimbau kepada masyarakat, jika ingin membeli saham maka jangan menggunakan uang panas.

Uang panas artinya, uang yang seharusnya dipakai untuk tujuan lain, misalnya dana darurat, uang sekolah anak, dan lainnya.

Selain itu, hindari menggunakan uang yang bersumber dari utang, jangan ikut-ikut orang lain, misalnya influencer, selebriti, dan lainnya.

"Jangan memaksakan diri saja, artinya beli saham sesuai kemampuan saja," ujar Desmond.

Baca juga: IHSG Berpeluang Melemah, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com