KOMPAS.com - Sebuah twit imbauan terkait investasi saham, viral di media sosial pada Jumat, (15/1/2021). Salah satunya yakni, jangan berhutang untuk membeli saham, jangan pakai dana darurat untuk membeli saham, dan lainnya.
Twit ini ramai di media sosial lantaran saat ini marak diikuti oleh sebagian orang di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Ramai Investor Baru Beli Saham Pakai Utang, Ini Imbauan BEI
Adapun twit tersebut dituliskan oleh akun Twitter @desmondwira.
"Market lagi naik terus
Apapun yg terjadi:
- jgn berutang utk beli saham
- jgn pakai marjin berlebihan
- jgn pakai dana darurat
Hanya gunakan uang dingin utk beli saham. Hindari spekulasi tinggi. Hindari FOMO (Fear Of Missing Out). Ingat, market tdk pernah bergerak linear," tulis akun Twitter @desmondwira.
Market lagi naik terus
Apapun yg terjadi:
- jgn berutang utk beli saham
- jgn pakai marjin berlebihan
- jgn pakai dana daruratHanya gunakan uang dingin utk beli saham. Hindari spekulasi tinggi. Hindari FOMO (Fear Of Missing Out)
Ingat, market tdk pernah bergerak linear
— Desmond Wira (@desmondwira) January 15, 2021
Hingga kini, twit itu telah di-retwit sebanyak 3.700 kali dan telah disukai sebanyak 7.100 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Baca juga: Beli Saham Pakai Utang? Simak Ini
Pemerhati sekaligus praktisi pasar saham Desmond Wira menjelaskan, bahwa jika membeli saham menggunakan utang artinya orang tersebut membeli saham melebihi kemampuan.
"Itu sama saja kita menggunakan leverage (efek pengungkit). Artinya jika profit bisa besar sekali, tetapi jika rugi juga bisa besar sekali. Jika pasar saham kemudian koreksi, akibatnya makin hancur," ujar Desmond saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (19/1/2021).
Menurut Desmond, apabila investor menggunakan utang juga berdampak merusak psikologi investor tersebut.
Jika hal itu terjadi, biasanya investor menjadi mudah panik, stres. Investor juga cenderung mengambil keputusan meski dalam kondisi emosional dan merugikan.
"Investor cenderung agresif, karena harus profit kan? Utang harus dibayar belum termasuk bunganya," lanjut dia.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Bayangi IHSG Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Ia menambahkan, sebaiknya jika seseorang ingin memulai saham, maka dapat dengan mencicil dengan konsep Dollar Cost Averaging (DCS), yang bermanfaat dalam konteks uang panas.
"Beli sesuai kemampuan, kalau ada uang baru beli. Tidak memaksakan diri. Lebih safe karena artinya beli pakai uang dingin," imbuhnya.
Selain itu, Desmond menjelaskan bahwa seseorang yang cukup aman untuk membeli saham yakni mereka yang memiliki rencana investasi terlebih dahulu.
Dengan begitu, investor mengetahui profil risikonya, memahami kemampuan finansialnya, dan mengetahui tujuan investasinya apa dan lainnya.
Sehingga nanti mengetahui saham seperti apa yang dibeli dan sebagainya.
"Ini aman dalam arti sesuai dengan kebutuhan investasinya. Kalau aman dari kerugian ya tidak mungkin, itu risiko pasar," ujar Desmond.
Ia juga mengingatkan bahwa investor harus memiliki kesiapan dengan segala risiko, karena pasar saham tidak selalu mengalami kenaikan secara berkala.
Baca juga: Grab Dikabarkan Melantai di Bursa Saham Tahun Ini
Desmond mengimbau kepada masyarakat, jika ingin membeli saham maka jangan menggunakan uang panas.
Uang panas artinya, uang yang seharusnya dipakai untuk tujuan lain, misalnya dana darurat, uang sekolah anak, dan lainnya.
Selain itu, hindari menggunakan uang yang bersumber dari utang, jangan ikut-ikut orang lain, misalnya influencer, selebriti, dan lainnya.
"Jangan memaksakan diri saja, artinya beli saham sesuai kemampuan saja," ujar Desmond.
Baca juga: IHSG Berpeluang Melemah, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.