Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Desember 2020, Tren Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Menurun, Infeksi dan Kematian Naik

Kompas.com - 21/12/2020, 19:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jelang akhir Desember 2020, Indonesia justru melaporkan angka kasus Covid-19 yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Hingga Senin (21/12/2020), Indonesia mencatat 132.895 kasus infeksi sepanjang Desember atau rata-rata 6.328 per hari.

Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka kesembuhan yang dilaporkan selama Desember.

Dalam periode yang sama, total 96.366 pasien dinyatakan sembuh atau rata-rata 4.588 per hari.

Baca juga: Daftar Kampus Terbaik Dunia 2021 Dirilis, Universitas di Indonesia Urutan Berapa?

Tak hanya itu, laporan kematian harian akibat virus corona juga selalu melebih angka 100.

Secara total, Indonesia melaporkan 671.778 kasus positif Covid-19, kasus kematina 20.085 orang dan 104.809 kasus aktif atau pasien yang masih dalam perawatan. 

Sedangkan orang yang dinyatakan sembuh sebanyak 546.884 orang.  

Grafik kasus harian Covid-19 di Indonesia yang semakin meningkatscreenshoot Grafik kasus harian Covid-19 di Indonesia yang semakin meningkat

Semakin memprihatinkan

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini semakin serius dan memprihatinkan.

Hal ini bisa dilihat dari data epidemiologi yang menunjukkan peningkatan tren kasus infeksi Covid-19 harian, kematian, dan hunian rumah sakit atau kasus aktif.

"Kondisi saat ini sudah semakin serius dan memprihatinkan dengan semua tren meningkat, dari angka infeksi hingga hunian rumah sakit," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (21/12/2020).

Baca juga: Peringatan WHO soal Varian Baru Virus Corona yang Lebih Menular

Menurut Dicky, kondisi yang serius ini membutuhkan respons yang cepat dan sangat serius.

Ia menambahkan, data harian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pekerjaan rumah (PR) yang sangat besar dalam merespons pandemi Covid-19.

Evaluasi strategi penanganan pandemi

Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengevaluasi strategi penanganan pandemi.

Jika tidak, Indonesia akan mengalami kondisi yang jauh lebih buruk dari saat ini.

"Data hunian rumah sakit dan hunian yang meningkat jadi sinyal serius bahwa kita harus evaluasi strategi itu dan cepat melakukan perbaikan," jelas dia.

Baca juga: Waspada, 9 Daerah Tujuan Wisata Ini Masuk dalam Zona Merah Covid-19

Dicky menjelaskan, strategi testing, tracing, dan treatment (3T) tak lagi cukup untuk memerangi pandemi di Indonesia.

Sebab kondisi saat ini mengharuskan adanya pengetatan dan pembatasan.

"Harus 3T yang optimal dilakuakn di seluruh daerah secara setara, merata, dan konsisten," ujar dia.

"Itu diperkuat dengan 3M serta pengetatan pembatasan mobilitas dan interaksi manusia," tambahnya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com