KOMPAS.com - Kisah heroik terjadi di penerbangan United Airlines 519 rute Orlando-Los Angeles, Amerika Serikat, pada 14 Desember 2020.
Seorang pria bernama Tony Aldapa memberikan bantuan kepada penumpang lain yang mengalami sesak napas dalam perjalanan.
Cerita ini tersebar usai diketahui penumpang yang ditolong tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat positif Covid-19.
Mengutip New York Post, Minggu (20/12/2020), Tony bekerja sebagai petugas medis gawat darurat atau Emergency Medical Technician (EMT).
Saat berada di penerbangan, ia melihat seorang pria mengalami sesak napas yang akhirnya pingsan.
Tony pun mendekat dan memberikan pertolongan dengan memberi bantuan napas dengan teknik CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) agar pria tersebut bisa kembali tersadar.
Baca juga: Satgas: Stigma Negatif Pasien Covid-19 Masih Melekat Erat di Masyarakat
By now most of you know I was on the @united flight that has been in the news. I made the decision to attempt to save the passengers life and along with 2 others performed CPR for close to an hour until we landed. And continued to help the firefighters when they came onboard.
— Face (@Face_withaQ) December 19, 2020
Bukan bantuan pernapasan dengan kontak mulut ke mulut, CPR dilakukan dengan memanfaatkan kantong oksigen yang dipasang pada masker darurat di pesawat yang dapat dikompres.
Di tengah masa pandemi virus corona, risiko seseorang mengidap Covid-19 harus selalu diwaspadai.
Dan ternyata benar, pria yang kolaps itu memiliki gejala Covid-19 berupa anosmia atau kehilangan pencium dan perasa.
Hal itu diutarakan sang istri yang berada di sana ketika ditanya Tony. Bahkan sang istri menyebut, suaminya ini sudah dijadwalkan akan menjalani tes Covid-19 di Los Angeles.
Baca juga: Peringatan WHO soal Varian Baru Virus Corona yang Lebih Menular
Sayangnya, fakta itu tidak disampaikan yang bersangkutan sebelum naik ke pesawat udara.
Mengetahui bahaya yang ada, Tony tidak sedikit pun berniat mengurungkan niatnya untuk membantu.
Sebagai seorang petugas medis, ia mengaku tidak mungkin membiarkan seseorang mati di depannya.
"Saya tahu risiko apa saja yang mungkin saya dapatkan ketikan memberi CPR pada seseorang yang potensial menderita Covid-19, tapi saya telah memilih untuk tetap membantunya," tulis Tony dalam akun @Face_WithaQ.
"Saya tahu saya mengetahui ilmunya, pernah mengikuti pelatihan, dan memiliki pengalaman untuk menolong orang, saya tidak bisa duduk diam dan melihat seseorang mati begitu saja," lanjutnya.