Johnston memaparkan, perlindungan yang dihasilkan virus corona lain kemungkinan membantu menjelaskan banyaknya infeksi Covid-19 tidak bergejala.
Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer
Vaksin Moderna, Pfizer/BioNTech dan Oxford/AstraZeneca, semuanya terbukti menghasilkan respons kekebalan dan menawarkan perlindungan terhadap pengembangan Covid-19.
Terlebih, flu musiman membutuhkan vaksin yang berbeda setiap tahunnya karena bermutasi dengan cepat.
Altmann menjelaskan, strain baru Covid-19 yang terdeteksi di Inggris tidak mungkin menyebabkan masalah untuk vaksinasi, yang mencatat antibodi penetral yang diinduksi oleh vaksin mengikat banyak bagian berbeda dari protein lonjakan, bagian dari virus yang membantunya memasuki sel.
"Mutasi (pada virus) diperkirakan membuat perubahan kecil menjadi terjadinya sedikit lonjakan," jelasnya.
Baca juga: Lebih Menular, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Mutasi SARS-CoV-2 di Indonesia
Namun, tidak diketahui secara pasti lamanya perlindungan vaksinasi akan bertahan, hingga vaksin dapat mencegah infeksi dan penularan serta penyakit.
"Vaksin itu bisa lebih baik daripada kekebalan alami, tapi kita tidak akan tahu sampai kita mempelajari keduanya dalam jangka panjang," papar Johnston.
Sehingga, saat ini penting untuk mengetahui aspek-aspek yang berbeda dari respons imun berkorelasi dengan perlindungan dan cara terbaik untuk mengukurnya.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Sejumlah Hoaks soal Vaksin Covid-19