Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Fakta Sepekan: Klaim Keliru Seputar Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 13/12/2020, 18:33 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis

KOMPAS.com - Narasi mengenai vaksinasi Covid-19 di media massa dan media sosial terus berkembang dan menjadi sorotan.

Bila pada pekan-pekan sebelumnya media disesaki informasi efektivitas dan uji coba tahap akhir vaksin Covid-19, pada pekan kedua Desember ini menyeruak informasi distribusi vaksin dan imunisasi vaksin.

Sebut saja, informasi mengenai vaksinasi suntikan Pfizer di Inggris dan permohonan izin vaksin Pfizer-BionTech di Amerika Serikat.

Fakta-fakta ini dibuntuti informasi hoaks seputar pemberian vaksin dan efek samping vaksin.

Bahkan, di Indonesia muncul informasi hoaks soal pendaftaran penerima vaksin Covid-19. Informasi ini beredar setelah vaksin buatan Sinovac, China, tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020.

Tim Cek Fakta Kompas.com mendapati beragam informasi hoaks yang menyebar di media sosial ini dan membedahnya satu per satu. Berikut ringkasan lima informasi hoaks yang mencuat di media sosial selama pekan ini.

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Menyebabkan Wanita Mandul

Vaksin Covid-19 buatan Pfizer disebut dapat mengakibatkan kemandulan pada wanita. Informasi yang beredar di media sosial itu menyatakan ketika vaksin bekerja, tubuh wanita akan dilatih untuk menyerang syncytin-1 yang dapat menyebabkan kemandulan.

Sejumlah ahli dan Pfizer menyanggah klaim tersebut. Mereka menegaskan vaksin Covid-19 yang mengandalkan mRNA seperti yang dikembangkan Pfizer tidak mengandung syncytin-1.

Untuk mengetahui informasi ini, silakan membaca artikel berikut

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Menyebabkan Wanita Mandul

 

[HOAKS] Pendaftaran Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac

Setelah 1,2 juta dosin vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech Ltd, tiba di Indonesia, beredar informasi pendaftaran vaksin Covid-19 Sinovac beserta link pendataan pasien vaksinasi.

Informasi dan tautan pendataan pasien itu beredar di media sosial.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, informasi yang beredar di media sosial tentang formulir pendaftaran vaksin Covid-19 di salah satu rumah sakit tidak benar.

Informasi lengkap soal ini dapat Anda simak di artikel berikut

[HOAKS] Pendaftaran Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac

 

[HOAKS] Klaim soal Covid-19 dari Ginekolog Italia, Dr. Roberto Petrella

Muncul lagi narasi keliru yang disampaikan ahli kesehatan. Kali ini, beredar video pernyataan dari ginekolog Italia, Dr. Roberto Petrella.

Menurutnya, tes Covid-19 tidak dapat diandalkan dan vaksinasi memperlemah sistem kekebalan tubuh. Ia juga menyatakan bahwa Covid-19 adalah sertifikat identifikasi vaksinasi dengan kecerdasan buatan yang diciptakan pada 2019 untuk mengontrol dan mengurangi populasi.

Tangkapan layar video yang menayangkan pernyataan keliru soal Covid-19 dari Dr. Roberto Petrella.Facebook Tangkapan layar video yang menayangkan pernyataan keliru soal Covid-19 dari Dr. Roberto Petrella.

Tiga klaim itu salah. WHO menyatakan Covid-19 adalah istilah yang merujuk pada corona virus disease atau penyakit yang disebabkan virus corona.

Sementara, untuk mendeteksi virus penyebab SARS-CoV-2 atau respons imun terhadap SARS-CoV-2 dibutuhkan tes Covid-19.

Adapun, klaim bahwa vaksinasi dapat melemahkan imunitas juga terbantahkan. Ahli imunologi mengatakan selama pengujian vaksin Covid-19 tidak ada bukti bahwa vaksinasi dapat menyebabkan masalah terhadap kekebalan tubuh.

Artikel soal ini dapat Anda simak lewat tautan berikut

[HOAKS] Klaim soal Covid-19 dari Ginekolog Italia, Dr. Roberto Petrella

 

[KLARIFIKASI] Klaim 6 Peserta Uji Coba Meninggal Dunia Setelah Suntikan Vaksin Pfizer

Di media sosial tersiar narasi mengenai enam orang meninggal dunia selama uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 Pfizer.

Narasi itu muncul saat Pfizer tengah mengajukan permohonan investigasi vaksinnya kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS).

Narasi itu kehilangan konteks sehingga perlu diluruskan.

Dari dokumen FDA AS yang terbit pada 10 Desember 2020 memang benar ada enam peserta meninggal dunia selama uji coba vaksin Pfizer. Namun, tidak semua mendapat vaksin Pfizer.

Hanya dua orang memperoleh suntikan vaksin Pfizer, sedangkan empat lainnya menerima plasebo. Dua penerima vaksin yang meninggal dunia itu mengalami serangan jantung dan arteriosklerosis.

Untuk mengetahui informasi ini secara utuh silakan baca di artikel berikut

[KLARIFIKASI] Klaim 6 Peserta Uji Coba Meninggal Dunia Setelah Suntikan Vaksin Pfizer

 

[HOAKS] Penerima Pertama Vaksin Pfizer di Inggris Margaret Keenan adalah Aktor Krisis

Beredar klaim di media sosial mengenai penerima pertama vaksin Pfizer di Inggris, Margaret Keenan, adalah aktor krisis dengan nama asli Liz Scott.

Foto tertanggal 8 Desember 2020 menunjukkan Margaret Keenan (90) menjadi pasien pertama di Inggris yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Penyuntikan dilakukan oleh perawat May Parsons di University Hospital. Coventry, Inggris.POOL/JACOB KING via AP Foto tertanggal 8 Desember 2020 menunjukkan Margaret Keenan (90) menjadi pasien pertama di Inggris yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Penyuntikan dilakukan oleh perawat May Parsons di University Hospital. Coventry, Inggris.

Klaim itu menyertakan foto wajah aktor Liz Scott dan foto seorang perempuan terjatuh saat unjuk rasa di London.

Dari penelusuran digital, didapati bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Margaret Keenan adalah aktor krisis bernama Liz Scott. Keenan ialah pensiunan asisten toko perhiasan.

Informasi lengkap soal ini dapat Anda simak lewat tautan berikut

[HOAKS] Penerima Pertama Vaksin Pfizer di Inggris Margaret Keenan adalah Aktor Krisis

 

*****

Ikuti terus berbagai informasi yang sudah ditelusuri tim Cek Fakta Kompas.com pada laman Hoaks atau Fakta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com