Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cek Fakta Sepekan: Klaim Keliru Seputar Vaksinasi Covid-19

KOMPAS.com - Narasi mengenai vaksinasi Covid-19 di media massa dan media sosial terus berkembang dan menjadi sorotan.

Bila pada pekan-pekan sebelumnya media disesaki informasi efektivitas dan uji coba tahap akhir vaksin Covid-19, pada pekan kedua Desember ini menyeruak informasi distribusi vaksin dan imunisasi vaksin.

Sebut saja, informasi mengenai vaksinasi suntikan Pfizer di Inggris dan permohonan izin vaksin Pfizer-BionTech di Amerika Serikat.

Fakta-fakta ini dibuntuti informasi hoaks seputar pemberian vaksin dan efek samping vaksin.

Bahkan, di Indonesia muncul informasi hoaks soal pendaftaran penerima vaksin Covid-19. Informasi ini beredar setelah vaksin buatan Sinovac, China, tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020.

Tim Cek Fakta Kompas.com mendapati beragam informasi hoaks yang menyebar di media sosial ini dan membedahnya satu per satu. Berikut ringkasan lima informasi hoaks yang mencuat di media sosial selama pekan ini.

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Menyebabkan Wanita Mandul

Vaksin Covid-19 buatan Pfizer disebut dapat mengakibatkan kemandulan pada wanita. Informasi yang beredar di media sosial itu menyatakan ketika vaksin bekerja, tubuh wanita akan dilatih untuk menyerang syncytin-1 yang dapat menyebabkan kemandulan.

Sejumlah ahli dan Pfizer menyanggah klaim tersebut. Mereka menegaskan vaksin Covid-19 yang mengandalkan mRNA seperti yang dikembangkan Pfizer tidak mengandung syncytin-1.

Untuk mengetahui informasi ini, silakan membaca artikel berikut

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Menyebabkan Wanita Mandul

 

[HOAKS] Pendaftaran Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac

Setelah 1,2 juta dosin vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac Biotech Ltd, tiba di Indonesia, beredar informasi pendaftaran vaksin Covid-19 Sinovac beserta link pendataan pasien vaksinasi.

Informasi dan tautan pendataan pasien itu beredar di media sosial.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, informasi yang beredar di media sosial tentang formulir pendaftaran vaksin Covid-19 di salah satu rumah sakit tidak benar.

Informasi lengkap soal ini dapat Anda simak di artikel berikut

[HOAKS] Pendaftaran Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac

 

[HOAKS] Klaim soal Covid-19 dari Ginekolog Italia, Dr. Roberto Petrella

Muncul lagi narasi keliru yang disampaikan ahli kesehatan. Kali ini, beredar video pernyataan dari ginekolog Italia, Dr. Roberto Petrella.

Menurutnya, tes Covid-19 tidak dapat diandalkan dan vaksinasi memperlemah sistem kekebalan tubuh. Ia juga menyatakan bahwa Covid-19 adalah sertifikat identifikasi vaksinasi dengan kecerdasan buatan yang diciptakan pada 2019 untuk mengontrol dan mengurangi populasi.

Tiga klaim itu salah. WHO menyatakan Covid-19 adalah istilah yang merujuk pada corona virus disease atau penyakit yang disebabkan virus corona.

Sementara, untuk mendeteksi virus penyebab SARS-CoV-2 atau respons imun terhadap SARS-CoV-2 dibutuhkan tes Covid-19.

Adapun, klaim bahwa vaksinasi dapat melemahkan imunitas juga terbantahkan. Ahli imunologi mengatakan selama pengujian vaksin Covid-19 tidak ada bukti bahwa vaksinasi dapat menyebabkan masalah terhadap kekebalan tubuh.

Artikel soal ini dapat Anda simak lewat tautan berikut

[HOAKS] Klaim soal Covid-19 dari Ginekolog Italia, Dr. Roberto Petrella

 

[KLARIFIKASI] Klaim 6 Peserta Uji Coba Meninggal Dunia Setelah Suntikan Vaksin Pfizer

Di media sosial tersiar narasi mengenai enam orang meninggal dunia selama uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 Pfizer.

Narasi itu muncul saat Pfizer tengah mengajukan permohonan investigasi vaksinnya kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS).

Narasi itu kehilangan konteks sehingga perlu diluruskan.

Dari dokumen FDA AS yang terbit pada 10 Desember 2020 memang benar ada enam peserta meninggal dunia selama uji coba vaksin Pfizer. Namun, tidak semua mendapat vaksin Pfizer.

Hanya dua orang memperoleh suntikan vaksin Pfizer, sedangkan empat lainnya menerima plasebo. Dua penerima vaksin yang meninggal dunia itu mengalami serangan jantung dan arteriosklerosis.

Untuk mengetahui informasi ini secara utuh silakan baca di artikel berikut

[KLARIFIKASI] Klaim 6 Peserta Uji Coba Meninggal Dunia Setelah Suntikan Vaksin Pfizer

[HOAKS] Penerima Pertama Vaksin Pfizer di Inggris Margaret Keenan adalah Aktor Krisis

Beredar klaim di media sosial mengenai penerima pertama vaksin Pfizer di Inggris, Margaret Keenan, adalah aktor krisis dengan nama asli Liz Scott.

Klaim itu menyertakan foto wajah aktor Liz Scott dan foto seorang perempuan terjatuh saat unjuk rasa di London.

Dari penelusuran digital, didapati bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Margaret Keenan adalah aktor krisis bernama Liz Scott. Keenan ialah pensiunan asisten toko perhiasan.

Informasi lengkap soal ini dapat Anda simak lewat tautan berikut

[HOAKS] Penerima Pertama Vaksin Pfizer di Inggris Margaret Keenan adalah Aktor Krisis

*****

Ikuti terus berbagai informasi yang sudah ditelusuri tim Cek Fakta Kompas.com pada laman Hoaks atau Fakta.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/13/183300565/cek-fakta-sepekan--klaim-keliru-seputar-vaksinasi-covid-19

Terkini Lainnya

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke