Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efektivitas Vaksin Covid-19 Sinovac Belum Diketahui, Bahayakah jika Dilanjutkan?

Kompas.com - 11/12/2020, 17:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sinovac Biotech Ltd memberikan pernyataan terbaru mengenai efektivitas vaksin virus corona yang diproduksi perusahaan tersebut.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi pernyataan PT Bio Farma yang menyebut efektivitas vaksin mencapai 97 persen dalam uji klinis awal.

Namun, Bio Farma kemudian memberikan klarifikasinya soal ini.

Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia

Juru Bicara Sinovac Biotech Ltd menyebutkan, hingga saat ini belum diketahui kemanjuran dari vaksin tersebut.

Melansir Bloomberg, Selasa (8/12/2020), menurut Sinovac, angka 97 persen mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah dari kemanjuran vaksin.

Pasalnya, tingkat serokonversi yang tinggi tidak berarti bahwa vaksin tersebut efektif melindungi orang dari virus corona.

Baca juga: Menilik Perbandingan Vaksin Corona Pfizer dengan Sinovac, Apa Saja?

Lantas, apakah vaksin ini berbahaya jika dilanjutkan?

Belum bisa dipastikan

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan, keamanan dan efikasi atau kemanjuran vaksin Sinovac memang belum bisa dipastikan.

Hal itu menyusul masih dilakukannya uji klinis vaksin fase ketiga, serta belum keluarnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer

Oleh sebab itu, Pandu mewanti-wanti kepada pemerintah dan masyarakat untuk tidak terlena euforia vaksin virus corona ini.

"Karena studinya belum selesai, efek samping dari vaksin ini saya juga belum tahu. Problem terbesar ini," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/12/2020).

Di satu sisi, Pandu yang sejak awal mengkritisi pemerintah soal pengadaan vaksin, kembali melayangkan kritikannya itu.

Baca juga: Berikut 13 Penyakit yang Berhasil Diatasi dengan Vaksin, Apa Saja?

Pemerintah salah strategi

Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.

Pandu menilai, sejak awal pandemi virus corona melanda Indonesia, pemerintah sudah keliru dalam memainkan strategi.

"Saya rasa memang pemerintah ini salah strategi, disangkanya vaksin itu adalah solusi yang terbaik. Vaksin itu secondary prevention (pencegahan kedua) sementara primary prevention-nya (pencegahan utama) masih berantakan," ucap Pandu.

"Ya ini menurut saya kelihatannya bukan deal-deal efikasi, tetapi murni bisnis," tambahnya.

Baca juga: Menyoal Pertamina dan Bisnis Anak Cucunya

Selain itu, lanjut Pandu, pengadaan vaksin ini seperti halnya membeli kucing dalam karung.

Dan kritikan ini telah sejak lama dia gaungkan, tetapi, katanya, tidak ada yang menangkap apa yang dia maksud.

"Jadi ya kita kawal terus aja bagaimana selanjutnya," kata Pandu.

Baca juga: 5 Hal Seputar Vaksin Sinovac yang Diketahui Sejauh Ini

Tunggu keputusan dari BPOM

Pendapat senada disampaikan epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo.

Dia menilai, aman tidaknya vaksin Sinovac ini tentu harus dilihat dari data uji klinis fase 3 yang saat ini sedang berlangsung dan keputusan dari BPOM.

"Jadi nanti kita tunggu BPOM saja, kan BPOM yang nanti akan menguji kelayakannya dalam hal kemanjuran dan keamanan setelah dilihat bukti ilmiahnya," kata Windhu kepada Kompas.com, Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Ramai Dibicarakan, Efektifkah Penggunaan Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19?

Sehingga, Windhu tidak bisa menjelaskan lebih lanjut apakah vaksin Sinovac tersebut berbahaya atau aman jika dilanjutkan.

"Sampai hari ini, yang di uji coba di Unpad ini belum ada laporan tentang kejadian yang tidak diharapkan, itu belum pernah muncul. Tetapi kan uji coba belum selesai. Sekarang kalau ditanya apakah vaksin itu aman atau tidak, ya saya enggak tahu karena uji coba belum selesai," jelasnya.

Baca juga: Perangi Gelombang Ketiga Covid-19, Korea Selatan Bangun RS dari Kontainer

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Vaksin Sinovac

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com