"Dilihat seberapa besar vaksin ini meningkatkan antibodi kita. Yang dikatakan bahwa vaksin itu efektif itu dari segi meningkafkan antibodi," ungkap Penny.
"Lalu kemampuannya untuk mentralisasi virus yang masuk ke badan kita. Jadi meningkatkan antibodi kita dan memang cocok sehingga bisa menetralisasi jika ada virus yang masuk," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Herd Immunity yang Disebut Bisa Perlambat Penyebaran Corona dan Risikonya
Menurut Windhu, datangnya vaksin yang tergolong awal ini bisa dimaklumi. Sebab, semua negara kini berlomba-lomba untuk segera mendapatkan vaksin.
Namun, pihaknya juga mengingatkan agar Indonesia tidak sepenuhnya bergantung pada vaksin. Sebab banyak vaksin yang saat ini masih dalam tahap pengujian. Di samping juga proses membangun kekebalan.
"Vaksin ini masih lama, apalagi untuk menghasilkan herd immunity yang bisa dicapai dengan vaksinasi kepada 70 persen penduduk," jelas dia.
Berdasarkan hitungan Windhu, butuh waktu sekitar 14-15 bulan untuk bisa melakukan vaksinasi 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 190 juta orang.
Hal itu bisa dicapai jika suntikan vaksin minimal mencapai 15 juta orang per bulan.
Karena itu, sangat sulit untuk mengendalikan pandemi virus corona jika hanya mengandalkan vaksin.
"Jadi selama belum 15 bulan, kondisinya tak terkendali kalau kita cuma mengandalkan vaksin. Makanya yang paling penting adalah 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), kalau pemerintah ya 3T (testing, tracing, treatment)," ujarnya.
"Yang penting itu bukan vaksin, vaksin hanya penunjang dan mempercepat," tambahnya.
Windhu menuturkan, pemerintah juga akan menghadapi tantangan dalam mencapai angka herd immunity itu.
Sebab dia mengatakan bahwa sebagian besar vaksin di Indonesia kemungkinan akan berbayar.
Baca juga: Jokowi Teken Perpres Vaksin Covid-19, Ini Ketentuan soal Vaksinasi di Indonesia
Apalagi dengan harga vaksin yang terbilang mahal, tidak semua penduduk mampu membelinya.
"Saya tak yakin orang itu mau bayar sendiri, karena harganya tidak murah. Jadi saya khawatirnya itu, karena tidak semua gratis, maka tidak mencapai 70 persen," tutur dia.
"Penduduk kita kan tidak kaya-kaya. Vaksinasi bayi yang gratis aja tidak semuanya divaksin karena menolak," lanjutnya.
Oleh sebab itu, Windhu meminta pemerintah mempertimbangkan vaksinasi gratis guna mencapai herd immunity tersebut.