Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklon Tropis 96S, Waspada Potensi Banjir Rob di Jalur Pantura Semarang-Surabaya

Kompas.com - 07/12/2020, 15:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya bibit siklon tropis 96S di Samudera Hindia sebelah selatan Banten.

Berdasarkan pemantauan BMKG pada Sabtu (5/12/2020), bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis pada Selasa (8/12/2020) malam atau Rabu (9/12/2020) pagi.

Terkait dengan fenomena cuaca itu, peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, mengatakan ada potensi banjir rob atau air laut yang naik ke daratan di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura).

 

Khususnya, ia merinci, jalur Pantura yang berada di sepanjang Semarang, Jawa Tengah, hingga Surabaya, Jawa Timur. 

 

"Waspadai banjir rob di sepanjang jalur Pantura Semarang-Surabaya, karena dampak pergerakan badai tropis 96S," kata Erma saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/12/2020).

Hal yang sama juga disampaikan Erma melalui akun Facebook miliknya.

"Semua jalur pantura dari Semarang hinga Surabaya harap waspada disapa oleh badai yang dibawa oleh pergerakan 96S siang-sore ini," tulisnya, Senin (7/12/2020).

Baca juga: Siklon Tropis 96S Terpantau, Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi

Hujan ekstrem

Ema mengatakan siklon tropis 96S dapat menimbulkan dampak berupa hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. Kondisi itu bisa memicu bencana seperti tanah longsor dan banjir rob.

"Hujan ekstrem berpotensi terjadi di wilayah Jepara-Kudus-Rembang," ucap Erma. 

"Potensi hujan ekstrem dan angin kencang di sepanjang pesisir utara Jawa bagian tengah dan timur terjadi hingga beberapa hari mendatang," lanjutnya. 

Untuk saat ini, berdasarkan pemantauan yang dilakukan PSTA, Erma menyebut badai masih berada di sisi selatan Jawa bagian tengah. 

Namun, pergerakannya semakin menjauh dari wilayah Indonesia menuju selatan. 

"Semakin menjauh menuju ke selatan serta pecah menjadi dua dengan pembentukan sel badai yang baru," jelas Erma. 

Baca juga: Heboh Meteorit Diklaim Berharga Miliaran Rupiah, Ini Kata Lapan

Selain itu, Erma menyebut ada bibit badai lain selain siklon tropis 96S yang membuat kemungkinan cuaca ekstrem terjadi di wilayah Indonesia lainnya. 

"Terdapat bibit badai baru di bagian timur dekat pesisir utara Australia. Maraknya badai ini membuat kawasan timur Jawa, Lombok, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami banyak hujan, angin kencang, gelombang tinggi, dan potensi ekstrem lainnya," pungkasnya.

Baca juga: BMKG: Waspada Siklon Tropis 96S Picu Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com