Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Menanjak, Apa Penyebab Masyarakat Semakin Abai Protokol Kesehatan?

Kompas.com - 04/12/2020, 20:47 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona belum berlalu. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda penularan berhasil dikendalikan.

Kasus-kasus baru penularan virus corona dilaporkan masih terus terjadi setiap hari.

Berdasarkan data dari covid19.go.id, Jumat (4/12/2020) pukul 12.00 WIB, total kasus positif Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 563.680 kasus.

Jumlah korban meninggal dunia akibat penyakit ini juga terus bertambah, dan kini telah mencapai 17.479 orang.

Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 kini ada 466.178 orang.

Baca juga: Pecah Rekor 8.369 Kasus dalam Sehari, Berikut 3 Provinsi yang Catatkan Kasus Covid-19 Lebih dari 1.000

Baca juga: Cara, Aturan hingga Alasan Mengapa Masker Kain Harus Dicuci Setiap Hari

Kepatuhan protokol kesehatan menurun

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah mengimbau masyarakat untuk melakukan protokol 3M guna mencegah penularan virus corona semakin meluas.

3M terdiri dari mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Namun, meski situasi pandemi Covid-19 masih belum memperlihatkan tanda-tanda membaik, tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan penularan virus corona justru semakin menurun.

Baca juga: Para Kepala Daerah yang Sedang Dirawat Akibat Covid-19

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/12/2020) Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan terus menurun pada November 2020.

Penurunan angka kepatuhan terhadap protokol kesehatan mulai terjadi di masa libur panjang 28 Oktober-1 November 2020.

Tren tersebut terus berlanjut hingga data 27 November menunjukkan bahwa persentase kepatuhan masyarakat dalam memakai masker hanya 59,32 persen.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19

Sementara itu, kepatuhan dalam menjaga jarak sebesar 43,46 persen.

"Jika terus seperti ini maka sebanyak apa pun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," kata dia.

Covid-19 dianggap tidak mengkhawatirkan

Menanggapi hal itu, Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS, Nurhadi mengatakan, salah satu faktor yang membuat tingkat kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan makin menurun adalah masih adanya orang-orang yang tidak percaya kalau virus ini nyata.

"Saya menduga masih ada banyak orang yang sampai hari ini menyangkal bahwa virus corona itu nyata, dan banyak di antara mereka yang merasa bahwa itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan," kata Nurhadi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/12/2020).

Baca juga: Penelitian Baru Tunjukkan Covid-19 Sudah Ada di Amerika sejak Desember 2019

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com