Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Virus Corona Dapat Masuk ke Otak

Kompas.com - 01/12/2020, 20:03 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dilakukan di Jerman menemukan virus corona dapat masuk ke dalam otak manusia setelah dihirup melalui hidung dan tersangkut di lendir.

Temuan ini menjadi bukti pertama yang diketahui bahwa virus corona dapat menginfeksi neuron otak melalui jalur mukosa.

Selama pandemi, telah jelas virus SARS-CoV-2 tidak hanya menggangu pernapasan, tapi juga masalah neurologis.

Sebagai contoh, satu dari tiga orang melaporkan gejala kehilangan penciuman, sakit kepala, kelelahan, pusing hingga mual.

Dilansir India Today, Senin (30/11/2020), para peneliti melakukan otopsi pada 33 pasien yang meninggal karena terinfeksi virus corona, terdiri dari 22 laki-laki dan 11 perempuan.

Usia rata-rata pasien saat meninggal dunia yakni 71,6 tahun, sedangkan dari merasakan gejala hingga kematian rata-rata waktunya 31 hari.

Baca juga: Update Corona 1 Desember 2020: China Berikan Vaksin kepada Kim Jong Un

Ilmuwan mempelajari lendir yang terdapat di bagian belakang hidung, di atas mulut tempat tenggorokan bertemu dengan rongga hidung. Selain itu, diteliti juga sampel jaringan otak.

Ditemukan, materi genetik atau mRNA virus corona dalam jumlah terbesar berada di selaput lendir penciuman.

Terjadi protein lonjakan SARS-CoV-2 yang menonjol dari virus dan menempel pada reseptor manusia untuk menginfeksi sel, yang juga ditemukan di otak.

Durasi penyakit berbanding terbalik dengan jumlah virus yang terdeteksi. Ini menunjukkan tingkat SARS-CoV-2 RNA yang lebih tinggi ditemukan pada kasus dengan durasi penyakit yang lebih pendek.

Tim juga menemukan, protein lonjakan SARS-CoV-2 pada jenis sel tertentu di dalam lapisan mukosa penciuman, dapat mengeksploitasi kedekatan jaringan endotel dan saraf untuk masuk ke otak.

Para peneliti mengungkapkan, protein lonjakan SARS-CoV-2 pada beberapa pasien ditemukan di sel yang mengekspresikan penanda neuron. Ini menunjukkan neuron sensorik olfaktorius dan area otak yang menerima sinyal bau serta rasa kemungkinan terinfeksi.

Baca juga: Indonesia Catat Rekor Harian Kasus Covid-19, Bagaimana Kondisi Negara Asia Tenggara Lainnya?

Virus SARS-CoV-2 juga ditemukan di area lain dari sistem saraf, termasuk medula oblongata, pusat kendali pernapasan dan kardiovaskular utama di otak.

"Begitu berada di dalam mukosa penciuman, virus tampaknya menggunakan koneksi neuroanatomikal, seperti saraf penciuman, untuk mencapai otak," ujar rekan penulis dari Charite, Universitatsmedizin Berlin, Dr Frank Heppner, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (30/11/2020).

Sebagai bagian dari penelitian, para akademisi berhasil menangkap gambar mikroskop elektron pertama dari partikel virus corona utuh dalam lendir. Tapi, masih belum diketahui secara pasti cara virus mencapai otak dari titik ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com