Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Masuk Perguruan Tinggi Negeri? Simak 4 Tips Berikut Ini

Kompas.com - 28/11/2020, 15:29 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semester gasal tahun ajar 2020/2021 hampir berakhir. Bagi siswa kelas XII SMA/sederajat sudah waktunya untuk memikirkan strategi masuk ke perguruan tinggi.

Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), perlu memperhatikan beberapa aspek.

Hal itu tidak bisa dianggap remeh karena setiap tahunnya pendaftar dan peminat PTN makin banyak.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof Jamal Wiwoho, membagikan sejumlah tips bagi yang ingin melanjutkan pendidikan di PTN.

Tips tersebut ia ungkapkan dalam seminar daring Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) di channel YouTube resmi, Sabtu (28/11/2020).

Baca juga: 9 PTN Raih Penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2020

 

Berikut tips-tips tersebut:

1. Pahami prosedur seleksi

Untuk mendaftar ke PTN ada beberapa jalur. Ada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan seleksi mandiri.

Biasanya jalur yang pertama dibuka adalah SNMPTN, lalu SBMPTN, dan terakhir Seleksi Mandiri.

Tahapannya berbeda-beda. Oleh karena itu, Jamal mengingatkan agar para peserta memahami prosedur seleksi, mulai dari pendaftaran sampai pelaksanaan ujian, dengan baik.

"Terkadang siswa gagal mengikuti seleksi karena adanya kekeliruan administrasi," ujarnya.

Terkait prosedur seleksi untuk 2021 belum diumumkan LTMPT. Meski begitu, para calon peserta diminta untuk terus mengamati perkembangan terbaru lewat website atau media sosial resmi LTMPT.

Baca juga: Webinar LTMPT, Ketua Forum Rektor: Pilih Kampus Harus Sesuai Passion

2. Memperhatikan keketatan persaingan

Jamal mengingatkan semua jalur masuk PTN, baik SNMPTN, SBMPTN, maupun seleksi mandiri, sama-sama memiliki tingkat keketatan persaingan tinggi.

Gambarannya sebagai berikut:

  • Siswa yang mengikuti SNMPTN 2020 berjumlah 489.601 siswa se-Indonesia tetapi yang lolos hanya 96.496 atau 19,74 persen.
  • Jumlah pendaftar SBMPTN 2020 mencapai 702.420 siswa, tetapi yang lolos hanya 167.653 siswa atau 23,87 persen.
  • Seleksi mandiri juga ketat. Misalnya pada seleksi mandiri UNS 2020, jumlah pendaftar mencapai 53.202, tetapi yang diterima hanya 3.261 peserta atau 6,13 persen.

Contoh keketatan pada prodi saintek, Teknik Informatika UNPAD menempati urutan pertama prodi dengan keketatan tertinggi di SBMPTN 2020.

Peminatnya 2.465 orang, sedangkan yang diterima 32 orang. Sehingga rasionya 1:77, artinya dari 77 orang yang mendaftar hanya diambil 1 orang.

Sementara itu di prodi soshum, prodi Ilmu Komunikasi di beberapa universitas menjadi yang keketatannya paling tinggi di Indonesia pada SBMPTN 2020.

Paling tinggi keketatannya adalah prodi Ilmu Komunikasi UI dengan rasio 1:125. Artinya, dari 125 orang yang diterima hanya satu orang. Saat itu, peminatnya 2.988 orang tapi yang diterima hanya 24 orang.

Baca juga: LTMPT: 10 SMA Terbaik Berdasar Nilai UTBK 2020

3. Memilih jalur seleksi yang tepat

Setiap jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri memiliki ke-khasan masing-masing, sehingga memerlukan persiapan yang berbeda.

Dia menjelaskan, SNMPTN bertujuan menjaring siswa yang menunjukkan prestasi tinggi di bidang akademik dan non-akademik.

Jadi jika ingin mendaftar lewat jalur ini, pastikan nilai rapor termasuk 40 persen tertinggi untuk sekolah dengan akreditasi A.

Jika sekolah termasuk terakreditasi B, maka pastikan nilai rapor termasuk 25 persen tertinggi di sekolah. Sementara untuk sekolah yang terakreditasi C lebih sedikit lagi yang bisa mendaftar, yakni 5 persen.

Perlu dicatat juga, prestasi non-akademik, seperti menjuarai kompetisi saintek dan seni-budaya akan turut menunjang daya saing di SNMPTN.

Lalu jalur SBMPTN. Jalur ini bertujuan menjaring siswa dengan kompetensi akademik dan skolastik tinggi.

Kesuksesan pada SBMPTN tergantung pada penguasaan siswa atas materi pelajaran pokok sesuai jurusan (IPA/IPS) dan potensi skolastik.

Sedangkan, seleksi mandiri bertujuan menjaring siswa dengan profil kompetensi akademik yang sesuai dengan profil masing-masing PTN. Sebagai contoh, di UNS, seleksi dilakukan berdasarkan kesesuaian antara kompetensi siswa dengan karakteristik program studi.

Baca juga: INFOGRAFIK: 10 PTN Terfavorit di SBMPTN 2020

4. Mengenali minat dan kompetensi diri

Jamal mengatakan banyak siswa yang gagal masuk PTN bukan disebabkan karena kurang pintar, tetapi karena strategi yang kurang tepat dalam memilih program studi.

Menurutnya, sebelum mendaftar seleksi PTN, siswa perlu menyadari minat pribadi.

Ia mengatakan kesuksesan akademik dan daya tahan belajar selama kuliah sangat dipengaruhi oleh minat pribadi.

Jamal menyarankan untuk banyak bertanya kepada kakak kelas atau orang-orang sekitar yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi.

Dia berpesan kepada siswa yang ingin lolos PTN untuk jeli mengenali kemampuan diri dan membandingkannya dengan program studi dan perguruan tinggi yang dipilih.

Siswa juga diharapkan terus mengasah kompetensi sembari mencermati tingkat keketatan program studi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com