Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah "Black Friday", Bagaimana Awal Mulanya?

Kompas.com - 27/11/2020, 16:52 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Menurut dia, istilah itu pertama kali muncul dalam sebuah iklan yang dimuat The American Philatelist edisi 1966, sebuah majalah untuk kolektor perangko.

Adapun kutipannya sebagai berikut:

"'Black Friday' adalah nama yang diberikan oleh Departemen Kepolisian Philadelphia untuk hari Jumat setelah Hari Thanksgiving. Ini bukan istilah 'menggembirakan' untuk mereka. 'Black Friday' secara resmi membuka musim belanja Natal di pusat kota, dan biasanya membawa banyak kemacetan lalu lintas dan trotoar yang terlalu padat karena toko-toko di pusat kota dikerumuni dari waktu buka hingga tutup".

Bukti lain menunjukkan bahwa istilah ini muncul dari polisi di Philadelphia.

Seorang reporter senior yang bertugas di kepolisian, Joseph P Barrett, mengenang perannya dalam penggunaan istilah "Black Friday".

Ia menuliskannya melalui sebuah artikel yang dipublikasi Philadelphia Inquirer pada 1994.

Barret menuliskan, pada 1959, Evening Bulletin menugaskan Barrett ke bagian administrasi kepolisian, dan bekerja di Balai Kota.

Reporter lainnya yang juga bertugas meliput kepolisian yaitu Nathan Kleger.

Pada awal 1960, Kleger dan Barrett menuliskan berita pada halaman depan terkait Thanksgiving. Mereka menggunakan istilah "Black Friday" untuk menggambarkan kondisi lalu lintas yang buruk.

Hal ini membuat petugas polisi sibuk. Polisi tak bisa mengambil cuti kerja dan harus bekerja shift untuk mengendalikan kekacauan karena Black Friday. Dan akhirnya istilah tersebut terus digunakan.

Pada 1961, para praktisi public relations berusaha mengubah persepsi publik tentang Black Friday. 

Dilansir dari History, istilah Black Friday sudah tidak digunakan kembali pada 1985.

Namun, pada akhir 1980-an, para pelaku bisnis menemukan cara untuk mengubah istilah Black Friday menjadi sesuatu yang mencerminkan hal positif.

Dalam buletin industri, Public Relations News, penulis menggambarkan upaya seorang eksekutif PR terkenal untuk mengubah hari Black Friday menjadi "Big Friday".

Hal ini dilakukan untuk memperkuat reputasinya sebagai hari yang menyenangkan dan berbelanja bersama keluarga. 

Black Friday saat ini

Penjualan online selama Black Friday 2019 tercatat mencapai rekor 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 101,7 triliun atau naik sekitar 14 persen dari tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, Black Friday merupakan hari yang menyenangkan bagi para pedagang. Meski demikian, Black Friday juga mewakili sisi gelap konsumerisme AS.

Selama bertahun-tahun, hiruk pikuk kerumunan yang bersaing untuk mendapatkan barang dagangan dengan potongan harga telah mengakibatkan aksi kekerasan hingga menimbulkan korban luka dan meninggal dunia.

Pada situasi pandemi ini, situasi berubah. Mungkin tak ada lagi keriuhan orang berbelanja dan suasana lalu lintas yang padat karena orang-orang diminta tinggal di rumah dan menerapkan jarak sosial. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com