Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum MUI Periode 2020-2025

Kompas.com - 27/11/2020, 13:40 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025.

Penetapan tersebut dihasilkan secara mufakat oleh tim formatur Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 MUI yang beranggotakan 17 orang.

Baca juga: Ini Susunan Lengkap Dewan Pimpinan Harian MUI Periode 2020-2025

Berikut profil KH Miftachul Akhyar, dikutip dari laman resmi PBNU.

Dilahirkan pada 1953, KH Miftah merupakan putra dari KH Abdul Ghoni, pengasuh Pondok Pesantren Akhlaq Rangkah.

Karenanya, anak kesembilan dari 13 bersaudara itu tumbuh besar di lingkungan pesantren dan NU.

Dalam catatan Lembaga Ta'lif wan Nasyr NU (LTNNU), KH Miftah disebut pernah mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren besar Indonesia.

Baca juga: Saat Asrama hingga Pondok Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19, Apa yang Terjadi dan Harus Bagaimana?

Beberapa di antaranya adalah Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Lasem.

Selain itu, ia juga pernah mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi al-Makki al-Maliki di Malang.

Saat ini, KH Miftah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Resto KAI Dapatkan Sertifikasi Halal

Pengurus NU

KH Miftah juga beberapa kali menjabat sebagai pengurus NU, baik tingkat wilayah maupun nasional.

Pada 2000-2005, ia menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya, kemudian menjadi Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur selama dua periode, yaitu 2007-2013 dan 2013-2018.

Selanjutnya, KH Miftah menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU periode 2015-2020.

Baca juga: Apa Itu RUU HIP yang Dipersoalkan NU dan Muhammadiyah?

Pada 2018, ia ditunjuk sebagai Rais Aam PBNU 2018-2020, menggantikan KH Ma'ruf Amin yang maju pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.

Untuk diketahui, KH Miftah diusulkan oleh PBNU sebagai kandidat calon ketua umum MUI periode 2020-2025.

"Dari PBNU resmi mengajukan Kiai Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud, dikutip dari Kompas TV, Kamis (26/11/2020).

Sementara Muhammadiyah mengajukan nama Dr Anwar Abbas yang baru saja demisioner sebagai Sekjen MUI.

Beberapa nama lain yang dicalonkan adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Jakrta Nasruddin Umar, demisioner Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyidin Djunaidi, dan Amirsyah Tambunan.

Baca juga: Kemenag Ubah Skema Penyaluran BOS Madrasah Swasta Mulai 2021, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com