Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Ungkap Mutasi Virus Corona Tak Percepat Penularan

Kompas.com - 27/11/2020, 08:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Terakhir, respons imun tubuh seseorang yang terinfeksi juga dapat menyebabkan virus bermutasi akibat adanya pengeditan RNA inang.

Balloux menyebut sejauh ini mutasi muncul dari mekanisme yang terakhir ini di mana mekanisme ini cenderung netral, tidak melukai virus namun juga tidak membantunya.

"Mutasi yang sangat merusak, yang mencegah invasi inang virus, akan dengan cepat dibersihkan dari populasi. Mutasi yang hanya sedikit merusak dapat dipertahankan, jika hanya sementara. Sebaliknya, mutasi netral dan khususnya yang menguntungkan dapat mencapai frekuensi yang lebih tinggi," tim Balloux menulis.

Baca juga: Studi Ini Klaim Penularan Virus Corona melalui Uang Kertas Rendah

Para ahli di dunia banyak berdebat terkait bagimana mutasi virus corona mempengaruhi pandemi.

Melansir dari New York Post, Senin (24/11/2020) satu studi sebelumnya menemukan wabah di komunitas di Inggris tumbuh lebih cepat ketika diunggulkan oleh varian 614G daripada ketika diunggulkan oleh leluhurnya di Wuhan.

Studi yang lain melaporkan hamster lebih cepat menginfeksi satu sama lain saat terkena varian mutasi virus corona. Mutasi juga disebut menginfeksi jaringan bronkial dan hidung manusia dalam cawan kultur sel jauh lebih pintar daripada leluhurnya.

Namun, sejumlah ahli juga menilai kemunculan mutasi virus D614G sebagian besar hanya dijadikan penghindaran kesalahan politik.

Kurangnya tindakan penahanan virus corona secara tepat, menurut mereka, sebagian besar menjadi penyebab wabah yang banyak muncul kembali dibandingkan karena mutasi.

"Alasan penyebarannya adalah orang-orang tidak memiliki tindakan yang cukup," kata Kari Stefansson, Pendiri dan Kepala Eksekutif deCODE Genetics, sebuah firma analisis genom terkemuka yang berbasis di Islandia.

“Tampaknya politik yang sangat buruk untuk menyalahkan kekurangan pada virus. Mereka harus memilih seseorang dengan ukuran mereka sendiri, bukan virus sekecil ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com