Tata letak pembangunan sabodam di daerah gunungapi dilakukan pada daerah produksi sedimen sampai dengan daerah pengendapan sedimen.
Baca juga: Link CCTV untuk Memantau Gunung Merapi dan Nomor Telepon Penting
Di daerah tersebut batuan dasar alur sungai sudah tertimbun endapan hasil letusan gunungapi, sehingga letaknya cukup dalam.
Untuk itu, pondasi Sabo Dam dibuat mengambang dengan anggapan bahwa batuan pada pondasi tersebut memiliki karakteristik yang cukup keras.
Sabo Dam ini dibangun secara seri artinya bangunan yang satu mendukung bangunan lainnya, dengan jarak tertentu yang disyaratkan agar sabodam stabil dan aman dari gerusan lokal.
Baca juga: Gunung Merapi Disebut Alami Penggembungan, Berikut Analisis BPPTKG
Pola pengendalian aliran lahar atau Sabo Dam memiliki perbedaan fungsi pada daerah yang berbeda-beda. Daerah Gunungapi berdasarkan pengendalian lahar dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
Jenis-jenis bangunan Sabo Dam yang ada di Gunung Merapi berjumlah 264 buah dengan tipe yang berbeda-beda.
Baca juga: Merapi Siaga, Apa Indikator dan Perlu Berapa Tahun bagi Gunung Api Bisa Jadi Tidak Aktif?
Dilansir dari litbang.pu.go.id, Badan Penelitian dan Pengembangan PU (Balitbang PU) memiliki institusi khusus yang meneliti bangunan Sabo Dam yang terletak di Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Balai Sabo telah banyak melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi terkait dengan kegiatan penelitian dan pengembangan sabo.
Tak hanya terbatas untuk pengendalian sedimentasi vulkanik, Balai Sabo juga meneliti sedimentasi di daerah non-vulkanik seperti permasalahan erosi dan tanah longsor.
Baca juga: Merapi Siaga, Simak Antisipasi yang Sedang Disiapkan
Balai Sabo memiliki radar yang berfungsi mendeteksi curah hujan dan menjadi sumber basis data untuk perkiraan intensitas curah hujan.
Data ini kemudian digunakan untuk memperkirakan aliran banjir debris dan menjadi salah satu acuan untuk early warning system.
Balai Sabo juga turut serta dalam mengantisipasi bencana seperti survei yang dilakukan di Gunung Sinabung, Kelud, dan penelitian banjir bandang di Manado.
Konsep "the right sabo in the right place and in the right time" merupakan salah satu upaya mendorong penerapan teknologi sabo sebagai penguat kapasitas kawasan dalam menghadapi ancaman banjir lahar.
Baca juga: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Apa yang Harus Diwaspadai?
Pengendalian banjir lahar ini dibagi menjadi tiga zona yaitu daerah hulu (daerah produksi sedimen), daerah tengah (daerah transpor sedimen), dan daerah hilir (daerah endapan sedimen).