KOMPAS.com - Koala adalah hewan khas Australia. Hewan ini terkenal karena perilakunya yang terlihat malas dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur.
Diberitakan Kompas.com, 2 September 2020, koala menghabiskan sebagian besar waktunya di pohon, mulai dari makan sampai tidur semuanya dilakukan di atas pohon.
Dalam sehari, koala bisa tidur sampai 20 jam.
Namun, selain mampu tidur dalam jangka waktu lama, ternyata ada fakta lain dari mamalia marsupial ini yang menarik untuk diketahui.
Live Science, 3 Mei 2011, menuliskan, koala ternyata memiliki sidik jari yang nyaris identik dengan manusia.
Kemiripan ini dianggap luar biasa karena bahkan jika dilihat dengan mikroskop, perbedaan antara sidik jari koala dengan manusia nyaris tidak kentara.
Baca juga: Serba-serbi Hewan: Alasan Koala Tidur Sambil Memeluk Batang Pohon
Koala fingerprints are so similar to humans that even Crime Scene Investigators have been confused by them. pic.twitter.com/ItCnYcCfxw
— Diane Doniol-Valcroze (@ddoniolvalcroze) August 4, 2020
Selain koala, hewan lain yang memiliki sidik jari adalah kerabat dekat manusia, yaitu simpanse dan gorila.
Namun, jika dibandingkan dengan kedua primata itu, koala memiliki kemiripan sidik jari yang nyaris identik dengan manusia.
Para peneliti menduga, hal ini karena sidik jari koala mengalami evolusi yang lebih maju dibanding simpanse dan gorila.
Sementara itu, hewan yang masih berkerabat dekat dengan koala, yaitu wombat dan kanguru, diketahui tidak memiliki sidik jari.
Selama bertahun-tahun, para peneliti terus memperdebatkan alasan koala memiliki sidik jari.
Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim berisikan pakar anatomi dari Universitas Adelaide, Australia pada 1996 berhasil menemukan jawabannya.
Baca juga: Kehausan, Koala di Australia Minta Minum kepada Pesepeda
Para pakar mengatakan, alasan koala memiliki sidik jari dan fungsi sidik jari pada spesies yang memilikinya, berkaitan erat dengan cara spesies-spesies itu menggenggam barang.
"Koala memperoleh makananya dengan cara memanjat dahan-dahan pohon eucalyptus, mereka menggenggam daun-daun itu dan memasukkannya ke mulut," kata para peneliti itu dalam laporan ilmiah mereka.
"Oleh karena itu, asal-usul dari sidik jari sangat erat kaitannya dengan adaptasi biomekanis untuk menggenggam barang, yang kemudian menghasilkan pengaruh mekanis pada kulit," demikian para peneliti.
Sensasi menggenggam barang harus bisa dirasakan dengan tepat, karena akan memengaruhi kontrol spesies-spesis itu terhadap cara mereka bergerak.
"Manusia dan simpanse menggenggam, koala juga menggenggam, untuk melakukan itu, keberadaan sidik jari sangat membantu," demikian kesimpulan dari penelitian itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.