Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Bangsal Isolasi RSUD Dr Moewardi Disebut Overload

Kompas.com - 13/11/2020, 20:45 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Media sosial Facebook diramaikan oleh satu akun yang membagikan sebuah unggahan bernarasikan bahwa bangsal isolasi di RSUD Dr Moewardi, overload.

Selain itu, dikatakan bahwa antrean untuk mendapatkan perawatan di RSUD Dr Moewardi dari daerah daerah semakin banyak.

Informasi tersebut tidak benar.

Pihak RSUD Dr Moewardi menegaskan bahwa bangsal isolasi masih tersisa banyak.

Baca juga: Bangsal Isolasi Disebut Overload, Ini Bantahan Lengkap RSUD Dr Moewardi

Narasi yang beredar

Ada satu akun Facebook yang menyebarluaskan informasi yang bernarasikan bahwa semua bangsal isolasi rumah sakit di Solo, Jawa Tengah, penuh.

Informasi tersebut memuat bahwa bangsal isolasi di RSUD dr Moewardi sudah overload dan antrean pasien dari berbagai daerah semakin banyak.

Tak hanya itu, ada sebanyak 14 pasien yang tengah menunggu antrean di IGD RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Akun yang menyebarkan informasi tersebut yakni Widodo Ratno di grup Facebook SUKOHARJO MAKMUR pada Kamis (12/11/2020) sekitar pukul 19.02 WIB.

Baca juga: INFOGRAFIK: Syarat dan Cara Daftar Bantuan UKM dari Facebook

Berikut narasi yang dia bagikan:

"Tlg jaga kesehatan, dan saling mendoakan ya.....
Semua bangsal isolasi rumah sakit di solo full, moewardi sudah overload. Skr sudah mau buka 1 bangsal lagi di mawar 2.
Antrian mau masuk moewardi dari daerah daerah semakin banyak.
Di PKU masih ada yg nunggu antri di IGD 14 pasien. Mau masuk isolasi PKU full, mau rujuk jg gak bisa
Jgn lupa selipkan doa, smg wabah ini segera diangkat oleh Allah dari muka bumi
*dr. Arifin, SpPD, RS Dr Moewardi.*."

Baca juga: Ramai soal Rapid Test di Stasiun Tanpa Beli Tiket KA, Bolehkah?

Tangkapan layar sebuah unggahan bernarasikan bahwa semua bangsal isolasi rumah sakit di Solo, Jawa Tengah, penuh.facebook/Widodo Ratno Tangkapan layar sebuah unggahan bernarasikan bahwa semua bangsal isolasi rumah sakit di Solo, Jawa Tengah, penuh.
Hingga Jumat (13/11/2020) malam, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 200 kali dan dikomentari lebih dari 90 kali.

Baca juga: Ramai soal Kode SWDKLLJ pada STNK, Apa Arti dan Fungsinya?

Tlg jaga kesehatan, dan saling mendoakan ya..... Semua bangsal isolasi rumah sakit di solo full, moewardi sudah...

Dikirim oleh Trio Yustisia pada Kamis, 12 November 2020

Konfirmasi Kompas.com

Penanggung Jawab Covid-19 RSUD Moewardi, dr Harsini menegaskan bahwa informasi tersebut salah alias tidak benar.

Harsini mengungkapkan, bangsal isolasi di RSUD dr Moewardi masih tersisa banyak dan masih mampu menampung banyak pasien.

"Itu salah, enggak benar. Kita kapasitasnya 198, masih sisa banyak. Belum ada 150 pasien. RSUD dr Moewardi masih mampu," kata Harsini saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Tanggapan IDI soal Tudingan Kasus Corona merupakan Proyek Memperkaya Dokter

Saat ini, lanjutnya, di RSUD dr Moewardi terdapat empat bangsal yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

Bangsal-bangsal tersebut yakni Bangsal Anggrek, Melati, Mawar 2 dan Mawar 3.

"Saat ini, intinya bangsal kita itu masih ada dan bisa menampung kira-kira 30 lebih pasien lagi masih bisa kok. Dari total 198," kata dia.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Dia menambahkan, setiap bangsal-bangsal tersebut memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Namun, sekali lagi dia memastikan ketersediaan ruangnya.

"Per bangsal kapasitasnya itu beda-beda. Tapi sekali lagi sampai detik ini, RS Moewardi masih bisa menampung pasien," lanjut Harsini.

Harsini menambahkan, RSUD Dr Moewardi akan dibuat untuk bisa menampung hingga 300 pasien Covid-19.

Namun, sambil berharap pandemi Covid-19 segera usai dan hilang dari Indonesia, khususnya Kota Surakarta.

"Rencananya, di RS Moewardi akan kita buat untuk bisa menampung 300 pasien. Tapi ya doakan saja semoga Covid-19 ini ndang rampung (segera selesai)," papar Harsini.

Baca juga: Menyoal Rencana Pemindahan Pasien Covid-19 Surabaya ke Pulau Galang

Nama dokter dicatut

Selain terkait informasi bangsal isolasi, nama salah satu dokter juga ikut terseret.

Pasalnya, dalam narasi yang dibagikan pengunggah, turut mencantumkan nama seorang dokter yang juga bertugas di RSUD Dr Moewardi.

"Namanya dicatut itu. Kemarin beliau diskusi dengan saya soal itu juga," kata Harsini.

Adapun nama dokter yang dimaksud itu adalah dokter spesialis penyakit dalam, dr. Arifin, Sp.PD.KIC.FINASIM.

Baca juga: Mengapa 100.000 Kasus Covid-19 di Indonesia Tak Membuat Rumit Rumah Sakit?

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Arifin juga menegaskan bahwa dirinya tidak mengeluarkan pernyataan seperti yang dinarasikan pengunggah.

"Itu ulah oknum ngeshare berita aja," kata Arifin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Sementara itu, Kompas.com, belum berhasil mengonfirmasi terkait penyebutan ruang isolasi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang disebutkan juga penuh.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Klaim Biaya Pasien Covid-19 di Rumah Sakit

Humas RS PKU Muhammadiyah Surakarta Betty Andriani belum merespons upaya konfirmasi yang dilakukan Kompas.com.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi mengenai bangsal isolasi di RSUD dr Moewardi telah overload, tidak benar.

Bangsal isolasi untuk pasien Covid-19 di RSUD dr Moewardi masih tersisa cukup banyak dan mampu menampung banyak pasien.

Baca juga: Cara Aman Jalani Isolasi Mandiri Covid-19 di Hunian Terbatas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com