Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar klaim di media sosial mengoleskan cairan antiseptik merek tertentu ke dalam lubang hidung dapat menyembuhkan pasien positif Covid-19.
Klaim tersebut keliru.
Spesialis paru mengatakan butuh uji klinis untuk membuktikan keampuhan cairan antiseptik membunuh virus corona penyebab Covid-19.
Selain itu, lidi kapas yang dioles cairan antiseptik sulit menjangkau dinding belakang rongga hidung yang menjadi lokasi virus.
Akun Facebook Wenas Djuanda pada 4 November 2020 mengunggah video yang menayangkan pengacara Hotman Paris tengah membahas metode menyembuhkan orang yang terinfeksi Covid-19.
Metode yang dimaksud yakni mengoleskan cairan antiseptik bermerek Betadine menggunakan lidi kapas (cotton buds) ke dalam lubang hidung.
Hotman menyatakan metode tersebut didapatnya dari dokter paru.
"Bahkan saudara saya kandung sudah negatif dari positif," ujar Hotman dalam video berdurasi 1 menit itu.
Akun Wenas Djuanda mengunggah video tersebut dan menuliskan status sebagai berikut:
"Simak yg dikatakan Hotman Paris ttg pasien Covid19 berhasil sembuh dgn cotton bud diolesi Betadine... ????"
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan, klaim mengoleskan cairan antiseptik ke dalam lubang hidung dapat sembuhkan Covid-19 harus dibuktikan dengan uji klinis. Sampai dengan saat ini belum ada uji klinis soal itu.
"Betadine dilaporkan dapat membunuh SARS-CoV-2 di uji laboratorium. Namun, bukan berarti dengan mengoleskan Betadine ke hidung, infeksi Covid-19 sembuh karena virus bisa berada di organ lain yang tidak terjangkau olesan Betadine," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2020).
Dia menjelaskan, reseptor SARS-CoV-2 bukan hanya di hidung, tetapi sepanjang saluran napas atas, bawah, terus ke paru-paru. Organ-organ lain seperti pembuluh darah, jantung, saluran pencernaan, otak dan lainnya pun memiliki reseptor.
"Artinya, virusnya bukan hanya di hidung kalau sudah terinfeksi," ujar Agus.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret Tonang Dwi Ardyanto menuturkan, untuk sembuh dari Covid-19 tidak cukup hanya dengan povidone iodine.