Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Awan di Merapi, BMKG Sebut Awan Stratiform

Kompas.com - 12/11/2020, 19:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Media sosial ramai dengan perbincangan soal awan yang kemudian diasumsikan berbagai ragam.

Awal itu terlihat di sekitar Merapi.

Foto itu dibagikan akun Instagram @merapi_uncover.

Dalam unggahannya, @merapi_uncover menanyakan pendapat netizen mengenai bentuk awan tersebut.

"Awan pagi tadi, mirip siapa ya lur. Lokasi: Sawangan magelang .????: Ketoprak_telur

#Merapi
#Merapiuncover
#Merapinews
#Magelang" tulisnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Awan pagi tadi, mirip siapa ya lurd Lokasi: Sawangan magelang .????: Ketoprak_telur #Merapi #Merapiuncover #Merapinews #Magelang

A post shared by Merapi Uncover (@merapi_uncover) on Nov 11, 2020 at 6:07pm PST

Beberapa warganet memberikan tanggapannya terkait unggahan itu.  

“Sesekali cocoklogi boleh lahh, kyk baby terbang min,” tulis akun @pahlawan_kesiangan.1976.

“Semar baru terbang apa ya,” tulis akun @hendriek05.

“Mirip casper,” ujar akun @tian_sptian.

“Donald Trump,” tulis akun @aleksandroob667.

Saat dikonfirmasi, pemilik akun @merapi_uncover, mengatakan, fenomena awan tersebut terjadi pada hari ini, Kamis (12/11/2020).

“Itu foto tadi pagi jam 05.30 an,” ujar pemilik akun tersebut.

Ia mengatakan, foto itu diambil dari Sawangan, Magelang, Jawa Tengah oleh temannya yang merupakan warga sekitar. 

Penjelasan BMKG: fenomena biasa

Kepala BMKG Stasiun Meterologi Ahmad Yani Semarang Achadi Subarkah Raharjo mengatakan, fenomena awan yang terjadi dan diabadikan dalam foto tersebut merupakan fenomena biasa.

"Awan yang terlihat di gambar, merupakan fenomena biasa, awan stratiform, yang sering terbentuk di daerah pegunungan karena faktor orografi," kata Achadi dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Ia menegaskan, awan tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas Merapi saat ini.

Achadi menjelaskan, awan tersebut terbentuk karena proses fisis di atmosfer

"Memang kadang terlihat dari sudut pandang tertentu dapat menyerupai bentuk benda, dan akan berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama karena faktor-faktor lain seperti angin, suhu lingkungannya dan lain lain," jelas dia.

Sementara itu, Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Sigit Hadi Prakosa, S.P., M.Si menjelaskan, fenomena tersebut merupakan fenomena normal.

“Normal, karena pengaruh kecepatan angin yang tinggi di puncak Merapi,” kata Sigit, saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com