Seorang peneliti sel punca dan penulis studi David Harris mengatakan penelitian yang dilakukannya mengevaluasi hampir 2.500 orang mulai Juni hingga Agustus.
Di antara 885 orang yang pernah mengalami gejala mirip Covid-19 atau baru-baru ini terpapar virus corona, sebanyak 305 orang dinyatakan positif lewat tes PCR dan 54 orang di antaranya terlewat oleh tes antigen (18 persen).
Menurut presiden dan kepala eksekutif Quidel, Doug Bryant, angka itu mungkin lebih rendah jika kelompok uji hanya memasukkan orang-orang dengan gejala.
Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona
Para peneliti juga menyaring virus pada 1.551 orang lain yang dipilih secara acak yang tidak memiliki gejala. 19 dari mereka dinyatakan positif dengan PCR dan hanya enam yang ditangkap oleh tes cepat Sofia.
Di antara orang-orang tanpa gejala, tes cepat Sofia juga menghasilkan lebih banyak positif palsu daripada positif yang dikonfirmasi PCR.
Tes cepat itu secara keliru mengidentifikasi tujuh peserta sebagai terinfeksi ketika mereka tidak benar-benar membawa virus corona.
Selain itu dari 13 orang asimtomatik yang tidak diidentifikasi oleh tes cepat Sofia, 12 memiliki nilai CT (ambang siklus) pada usia 30-an.
Baca juga: Ahli Sebut CT Scan Lebih Efektif untuk Diagnosis Virus Corona daripada Tes Swab