KOMPAS.com - Joe Biden dipastikan melenggang ke Gedung Putih dengan 290 suara elektoral yang diraihnya sejauh ini di pilpres AS, mengakhiri kepemimpinan 4 tahun Donald Trump.
Kemenangan Joe Biden diberitakan oleh media-media ternama AS seperti CNN, NBC News, dan CBS News.
Trump belum berkomentar tentang hasil ini, tetapi petahana dari Partai Republik itu sudah berulang kali menyebut adanya kecurangan dan mengklaim dia yang menang, tapi pernyataannya tidak berdasarkan bukti.
Sementara itu Biden yang dipilih oleh lebih dari 74 juta rakyat AS, telah berkumpul dengan wapresnya, Kamala Harris, di kota asalnya di Wilmington, Delaware.
Baca juga: Mengapa Penghitungan Suara Pilpres AS Membutuhkan Waktu yang Lama?
Lantas, apakah Donald Trump akan menyerah begitu saja?
Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump dan sekutunya menjelaskan satu hal, dia tidak berencana untuk menyerah dalam waktu dekat.
Dilansir dari Reuters, Minggu (8/11/2020), Trump yang beberapa kali menuduh telah terjadi kecurangan namun tanpa bukti, berjanji untuk melanjutkan strategi hukumnya.
Dengan begitu, ia berharap akan membalikkan hasil suara di negara bagian yang memberi Biden kemenangan dalam pemungutan suara.
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di AS Catatkan Rekor 3 Hari Berturut-turut...
Para pembantu Trump dan sekutu Partai Republik, meski agak berkonflik tentang bagaimana melanjutkannya, sebagian besar mendukung strateginya.
"Fakta sederhananya adalah pemilihan ini masih jauh dari selesai. Joe Biden belum disertifikasi sebagai pemenang di negara bagian mana pun, apalagi negara bagian yang sangat diperebutkan menuju penghitungan ulang wajib, atau negara bagian di mana kampanye kami memiliki tantangan hukum yang valid dan sah yang dapat menentukan pemenang akhir," kata Trump.
Para sekutu dan penasihat presiden secara pribadi mengakui bahwa peluang mantan pengusaha New York untuk membalikkan hasil pemilu dan tetap di Gedung Putih sangat kecil.
Baca juga: Lawan Trump di Pilpres AS 2020, Berikut Sepak Terjang Joe Biden