KOMPAS.com – Singapura menghentikan sementara penggunaan dua vaksin influenza. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan setelah puluhan orang di Korea Selatan diduga meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin itu.
Melansir Reuters, Singapura menjadi negara pertama yang mengumumkan penghentian penggunaan vaksin flu secara terbuka.
Namun, di Singapura belum ada laporan kematian akibat vaksinasi influenza yang terjadi.
Keputusan sementara menghentikan dua vaksin flu yakni SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra merupakan upaya tindakan pencegahan.
Keputusan tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan dan Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) dalam sebuah pernyataan.
HSA mengaku telah menghubungi otoritas Korea Selatan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai hal ini dan menentukan apakah kematian terkait vaksinasi influenza.
Vaksin flu SKYCellflu Quadrivalent diproduksi oleh SK Bioscience Korea Selatan dan didistribusikan oleh AJ Biologics.
Adapun VaxigripTetra diproduksi oleh Sanofi dan didistribusikan oleh Sanofi Aventis.
Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?
Pada Sabtu (24/10/2020), Korea Selatan melaporkan bahwa 48 orang meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin flu.
Sementara itu, South China Morning Post, 27 Oktober 2020, memberitakan, setidaknya 59 orang meninggal dunia setelah vaksinasi itu.
Namun, Korea Selatan membantah keterkaitan antara kematian yang terjadi dengan vaksinasi flu yang dilakukan.
Mereka juga menyatakan akan tetap melanjutkan program vaksinasi yang dikelola pemerintah ini.
Saat ini, otoritas di Singapura berusaha meredam kepanikan publik yang muncul akibat adanya berita mengenai kematian akibat vaksinasi flu ini.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta warganya tetap tenang dan mengatakan kematian tak berhubungan dan kematian yang terjadi adalah kebetulan.
Menurut dia, kematian terjadi pada mereka yang berusia 60-an tahun atau lebih dengan kondisi kesehatan yang sudah mendasari sebelumnya.