KOMPAS.com - Pemerintah Spanyol mengumumkan keadaan darurat nasional pada Minggu (25/10/2020) dan memberlakukan jam malam nasional, kecuali Kepulauan Canary yang telah menerapkan penguncian kedua.
Pengumuman kondisi darurat itu dilakukan setelah kasus virus corona di negara tersebut melonjak tajam dalam ebebrapa hari terakhir.
Pada 21 Oktober 2020, Spanyol melaporkan kasus harian tertinggi sejak laporan infeksi Covid-19 pertama di Februari 2020.
Melihat grafik laporan kasus di web Worldometers, Spanyol mulai mengalami gelombang ketiga infeksi virus corona.
"Situasi yang kami alami sangat ekstrem," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, dikutip dari AFP, Minggu (25/10/2020).
Merespons kondisi tersebut, langkah-langkah disepakati pada pertemuan kabinet pada Minggu pagi yang berlangsung selama dua setengah jam.
Baca juga: Situasi Memburuk, Spanyol Catatkan 1 Juta Kasus Covid-19
Pertemuan tersebut diadakan menyusul seruan dari seluruh wilayah Spanyol agar otoritas memberlakukan jam malam sendiri.
Dalam sebuah pernyataannya, pemerintah mengatakan bahwa jam malam akan berlangsung dari pukul 11.00 malam hingga pukul 06.00 pagi.
Mulanya, keadaan darurat hanya akan berlangsung selama 15 hari, tetapi pemerintah berencana meminta parlemen untuk memperpanjangnya selama enam bulan.
Kendati demikian, Sanchez menyebut jika kondisi memungkinkan, status darurat nasional itu dapat dicabut lebih awal dari yang direncanakan.
"Keadaan darurat adalah alat paling efektif untuk menurunkan tingkat infeksi," tutur dia.
Baca juga: Kasus Corona di Madrid Melonjak, Menkes Spanyol Minta Utamakan Kesehatan Warga
Pada Rabu (21/10/2020), Spanyol termasuk dalam daftar negara Eropa yang mencatat lebih dari satu juta kasus virus corona.
Selain Spanyol, ada juga Perancis dan Rusia yang melaporkan lebih dari satu juta kasus Covid-19.