KOMPAS.com - Sebuah video terkait pernyataan ulang tahun baru-baru ini viral dan ramai diperbincangkan di media sosial Twitter.
Video tersebut merupakan unggahan ulang dari platform TikTok.
Dalam video tersebut, terlihat seorang perempuan mempertanyakan alasan ulang tahun tidak disebut dengan "tambah tahun".
Menurutnya, setiap tahun usia seseorang selalu bertambah sehingga seharusnya dirayakan dengan sebutan "tambah tahun".
Baca juga: Selamat Ulang Tahun Diego Maradona, Si Pencetak Gol Tangan Tuhan
keren jg masnya pic.twitter.com/7Xx4dSman8
— bella (@aduhsedih) October 15, 2020
Baca juga: Ulang Tahun Ke-53, Ini Sejarah dan Bidang Penelitian LIPI...
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh seorang pemuda yang mengatakan bahwa tradisi ulang tahun di Indonesia mengikuti tradisi di Belanda, termasuk dalam hal penggunaan istilah "ulang tahun".
Pemuda itu mengatakan, dalam bahasa Belanda "ulang tahun" disebut "veerjardag". Dia kemudian menjelaskan, dari telaah arti kata dalam kamus, kata "veerjardag" juga memiliki makna lain, yakni merayakan hari kelahiran.
Sehingga, istilah ulang tahun di Indonesia mengikuti hal itu, dan dengan demikian, menurutnya ulang tahun tidak bermakna mengulang tahun/usia melainkan mengulang atau merayakan momen kelahiran seseorang.
Baca juga: PSSI Ulang Tahun ke-90, Berikut Sejarah di Balik Pendiriannya
Menjawab pertanyaan itu, Koordinator Perkamusan dan Peristilahan, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Azhari Dasman Darnis mengatakan, "ulang tahun" merupakan salah satu idiom dalam bahasa Indonesia.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) idiom berarti konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.
Misalnya, idiom "kambing hitam" dalam kalimat, hansip itu menjadi kambing hitam, padahal dia tidak tahu apa-apa.
Baca juga: Viral Video Wali Kota Malang Rayakan Ulang Tahun Saat PSBB, Ini Klarifikasinya
Makna idiom harus dilihat sebagai satu kesatuan, bukan setiap komponen pembentuk idiom tersebut.
Azhari menjelaskan, "ulang tahun" dan idiom lain dalam bahasa Indonesia mungkin dipilih oleh penutur terdahulu karena faktor "manasuka" dan bukan karena tepat dan tak tepat.
"Mungkin ada faktor historisnya, tetapi itu hanya spekulasi. Faktor manasuka itu ada dalam semua bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia. Saat para penutur bersepakat atas padanan sebuah konsep, mereka akan gunakan," kata Azhari dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (18/10/2020).
Baca juga: Ulang Tahun ke-74, Ini Sejarah Panjang Korps Brimob
Tradisi perayaan ulang tahun di Belanda
Dia mengatakan, jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa asing, maka idiom "ulang tahun" dalam bahasa Indonesia akan terasa kurang tepat dari segi makna.
"Namun, dari awal penutur terdahulu sudah merasa frasa tersebut cukup sebagai "leksikon" bahasa Indonesia yang menjadi "padanan", bukan terjemahan konsep serupa dari bahasa lain," kata Azhari.
Dikonfirmasi terpisah, dosen Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Munif Yusuf mengatakan, dari segi tradisi memang benar bahwa tradisi perayaan ulang tahun di Indonesia mengikuti tradisi perayaan ulang tahun di Belanda.
Baca juga: Sejarah Kutai Kartanegara, dari Kerajaan Tertua di Indonesia hingga Tunduk pada Belanda
Namun, dari segi makna bahasa, dia menjelaskan bahwa "veerjardag" secara harfiah tidak bermakna "ulang tahun".
"Kata veerjardag itu artinya justru bertambah tahun. Bahkan, ada kata lain dari veerjardag itu yang mendekati, itu justru berarti kedaluwarsa. Kedaluwarsa berarti bertambah tahun kan," kata Munif saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/10/2020).
Bahasa serapan
Dalam video TikTok tersebut, disebutkan juga beberapa kata yang erat kaitannya dengan tradisi perayaan ulang tahun, baik di Indonesia maupun di Belanda.
Baca juga: Asal-usul Janda Bolong yang Tengah Jadi Buruan Banyak Orang
Seperti kebiasaan orang yang berulang tahun untuk mengadakan syukuran dengan membagikan makanan ke teman-temannya.
Di Indonesia, hal itu disebut dengan kata "traktiran", yang ternyata berasal dari bahasa Belanda "trakteren".
Selain itu, ada pula kebiasaan memberikan hadiah atau bingkisan kepada orang yang berulang tahun.
Baca juga: Kisah di Balik Viralnya Kado Saham Wisuda Mahasiswi UI
Dalam bahasa Indonesia, hadiah itu disebut "kado" sedangkan dalam bahasa Belanda hal itu disebut dengan "cadeau".
Menanggapi hal itu, Munif membenarkan sekaligus mengakui ada banyak kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Belanda.
"Menurut penelitian tahun 1983 itu ada 5.400 kata, tapi saya rasa bisa sampai 8.000 bahkan 10.000 kata pun saya yakin ada. Cuma masih banyak yang belum terdokumentasi," imbuhnya.
Baca juga: Bolehkah Kita Menggunakan Kata “Jangan” Saat Melarang Anak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.