Hal semacam ini menurutnya bisa terjadi apabila ada potongan jaringan atau bekuan darah yang masuk ke dalam saluran reproduksi unggas yang kemudian akan dianggap sebagai kuning telur.
Di dalam saluran reproduksi selanjutnya, potongan jaringan atau bekuan darah itu akan mengalami proses yang sama yakni penambahan putih telur, selaput, dan kerabang.
Sehingga, kemudian telur bisa tanpa kuning telur atau hanya berupa titik maupun gumpalan darah.
Baca juga: Kenapa Telur Asin Punya Stempel Khusus pada Cangkangnya?
Meski suatu telur hanya memiliki kuning telur berukuran kecil, Supratikno mengatakan hal tersebut aman untuk dikonsumsi.
“Sebetulnya aman aman saja. Karena kalau pun itu akibat unggasnya mengalami infeksi virus, tapi tidak menular ke manusia,” jelas dia.
Namun, untuk kandungan nutrisinya, ia menjelaskan tentu berbeda dengan telur yang dalam kondisi normal.
“Karena beberapa zat seperti lemak, vitamin, dan kolesterol nya yang banyak di kuning telur jumlahnya pasti sangat sedikit. Tapi protein penyusun putih telurnya ya sama saja,” jelas Supratikno.
Baca juga: Viral Unggahan soal Pelat Nomor Pilihan, Bagaimana Syarat dan Ketentuannya?
Terkait dengan kondisi telur yang kebiruan dan berbau lebih amis sebagaimana yang diceritakan Andy, Supratikno mengatakan, umumnya warna kebiruan bisa muncul akibat efek pemanasan yang terlalu lama.
Sedangkan bau yang amis, ia memperkirakan, kemungkinan karena telur lebih banyak putih telurnya.
Adapun. untuk telur yang tidak layak konsumsi, Supratikno menjelaskan cirinya adalah mengeluarkan bau belerang atau sulfur, maupun amonia.
“Busuk atau agak pesing,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.