Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Aksi Demonstrasi di Indonesia Identik dengan Bakar-bakar di Tengah Jalan?

Kompas.com - 14/10/2020, 12:40 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja berbuntut panjang. Sejumlah elemen mulai dari buruh hingga mahasiswa di sejumlah daerah turun ke jalan menentang pengesahan tersebut.

Mereka menilai UU Cipta Kerja tersebut bakal merugikan buruh dan pekerja.

Aksi unjuk rasa menyampaikan pendapat yang awalnya berjalan tertib, lantas berubah menjadi ricuh. Hal itu terjadi di sejumlah daerah. 

Aksi membakar ban, lempar batu, hingga tembakan gas air mata untuk membubarkan massa pun terlihat di sejumlah daerah.

Baca juga: Aksi Demo Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di 9 Daerah Berlangsung Ricuh, Mana Saja?

Muncul pertanyaan, mengapa aksi demontrasi di Indonesia selalu identik dengan aksi bakar membakar?

Simbol tertentu

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono mengatakan, aksi membakar barang seperti ban bekas atau barang lainnya adalah suatu simbol tertentu.

Simbol tersebut ditujukan kepada semua publik dan pihak yang didemo bahwa permasalahan yang disuarakan sudah membara.

"Bakar-bakaran dalam demo itu merupakan sebuah simbol yang ditunjukkan ke publik dan semua orang bahwa masalah itu sudah membara," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Viral, Unggahan Kemenkominfo Akan Blokir Medsos Usai Terjadinya Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja, Benarkah?

Bentuk perlawanan

Beberapa orang membakar berbagai barang di Kwitang, Jakarta, Selasa (13/10/2020) petang.Kompas TV Beberapa orang membakar berbagai barang di Kwitang, Jakarta, Selasa (13/10/2020) petang.

Atau dengan kata lain, lanjutnya, masalah itu sudah besar dan menyala atau membara seperti api yang dibakar tadi.

Menurutnya, ada satu peringatan di balik pembakaran tersebut yakni sebagai peringatan bahwa siapa saja terutama pihak yang didemo, akan terbakar dan hangus hingga habis.

"Ini suatu simbol yang dipakai sebagai sebuah bentuk ikatan untuk perlawanan terhdap pihah yang didemo," paparnya.

Baca juga: Mengintip Spesifikasi Mobil Water Cannon Polisi yang Digunakan untuk Mengamankan Demo UU Cipta Kerja

Bagi pedemo sendiri, aksi bakar-bakar tersebut juga dijadikan simbol semangat bahwa mereka sudah sampai pada titik yang serius.

"Tidak sekedar menyuarakan pendapat, diterima atau tidak diterima lalu pulang. Tidak sekedar loncat-loncat, tetapi bakar-bakar tadi bisa diibaratkan mereka sudah di level puncak," imbuhnya.

Oleh sebab itu, untuk menggambarkan adanya demo yang serius dan besar, biasanya dibakarlah barang seperti ban dan membuat gejolak api yang tinggi.

Drajat mengungkapkan, demo dengan membakar ban sudah terjadi sejak lama, khususnya di kota-kota besar.

"Demo dengan bakar ban dari dulu biasa terjadi di kota-kota, khususnya di tengah jalan raya. Ini cara efektif melumpukan jalur transportasi di kota dan sekaligus bagus untuk menarik perhatian orang di jalan," pungkasnya.

Baca juga: Seni Perlawanan Anak Muda di Balik Poster Lucu Pendemo

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Sejumlah Poin Omnibus Law UU Cipta Kerja yang Menuai Sorotan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com